Manfaatkan Limbah Fly Ash, Oswyn Wattimena Doktor Pertama di Prodi Doktor Civil Engineering PCU

waktu baca 3 menit
Oswyn saat menunjukkan disertasinya.

SURABAYA-KEMPALAN: PCU (Petra Christian University) cetak sejarah baru, luluskan doktor pertamanya di Doktoral Program in Civil Engineering pada Kamis (13/7). Sidang Terbuka Promosi Doktor yang pertama kalinya digelar oleh PCU ini diadakan secara onsite dihadiri sekitar 50 undangan. 

Oswyn Karsten Wattimena, merupakan mahasiswa Doktoral Program in Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning PCU, dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan setelah sukses melewati sidang promosi di Gedung P.707 mulai pukul 09.30 WIB.

Oswyn saat menjelaskan di hadapan tim penguji.

Disertasi bertajuk “Pemanfaatan Sifat Self-Cementing dalam High-Calcium Fly Ash Sebagai Material Pengikat Tunggal dalam Beton dengan Very Low Water-to-Fly Ash Ratio” itu menjadi produk nyata dalam dunia industri beton yang ramah lingkungan.

Oswyn yang rata-rata IPKnya mencapai 4,0 ini merinci, sampel penelitian memanfaatkan fly ash lokal yang didapat dari PLTU Paiton di Jawa Timur dengan kandungan kalsium oksida (CaO) sekitar 20%. Fly Ash merupakan limbah hasil pembakaran batu bara di PLTU yang banyak ada di Indonesia. Jika tidak dimanfaatkan maka akan menyebabkan pencemaran lingkungan.

Penelitian yang ada selama ini memanfaatkan fly ash sebagai pengganti sebagian semen atau menggunakan tambahan aktivator alkali jika ingin menggantikan semen secara keseluruhan. Tetapi pria yang bekerja sebagai Structural Engineer itu hanya menggunakan campuran fly ash dan air saja. Jadi sangat ramah lingkungan dan dapat dikerjakan dengan metode pencampuran yang sudah umum.

Fly Ash ini sendiri jumlahnya semakin banyak seiring dengan bertambahnya kebutuhan listrik dan komitmen pemerintah untuk menyediakan listrik bagi semua orang. Terlebih lagi Indonesia kaya akan cadangan batu bara yang merupakan bahan bakar PLTU. Maka saya tertarik untuk memaksimalkan pemanfaatan fly ash sebagai material pengganti semen secara total dan tanpa tambahan aktivator,” urai pria berkaca mata tersebut.

Lebih lanjut pria yang lahir 24 April 1988 itu mengatakan, fly ash yang digunakan haruslah memiliki sifat cementitious atau sifat self-cementing yang artinya dapat mengeras dengan sendirinya ketika bertemu dengan air. Artinya fly ash nya haruslah memiliki kandungan kalsium cukup tinggi atau disebut dengan high-calcium fly ash.

“Jadi jika ingin menggunakan beton ramah lingkungan yang merupakan salah satu material utama dalam industri konstruksi itu maka penelitian ini sangat tepat dalam memberikan solusi tersebut. Cukup campurkan fly ash dengan sifat self-cementing dan air, maka limbah ini akan menghasilkan kuat tekan pasta mencapai 60 MPa dan kuat tekan beton hingga 37 MPa pada umur 28 hari. Di mana Standar mutu beton normal pada umumnya minimal 17 MPa,” tambah pria yang telah memiliki empat publikasi ilmiah tersebut.

Oswyn saat menjelaskan isi disertasinya.

Sidang Terbuka Promosi Doktor yang berjalan lancar dan sukses itu dipimpin oleh Dr. Daniel Tjandra (ketua sidang), Prof. Stefanus Adi Kristiawan, S.T., M.Sc. (Eng.), Ph.D., dari Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai penguji eksternal dan tiga penguji internal. Diantaranya Prof. Dr. Ir. Benjamin Lumantarna, M Eng., Ir. Gogot Setiabudi, M.Sc., Ph.D., Dr. Pamuda Pudjisuryadi, S.T., M.Eng. Serta Prof. Antoni, S.T., M.Eng., Ph.D. (Promotor) dan Prof. Dr. Ir. Djwantoro Hardjito, M.Eng. (Ko-Promotor).

“Studi doktoral ini telah menjadi perjalanan yang penuh tantangan, dedikasi, dan juga kebahagiaan yang tak terlupakan. Semoga penelitian saya dapat memberikan manfaat bagi pelaku industri dalam mengurangi pencemaran lingkungan melalui penggunaan material beton yang lebih ramah lingkungan,” tutup Oswyn.

Sekilas tentang Petra Christian University (PCU), sebuah universitas swasta yang berdiri sejak tahun 1961 bertempat di Surabaya, Indonesia. PCU memiliki fakultas-fakultas yang terkemuka di bidang pendidikan, teknologi, konstruksi, bisnis, dan industri kreatif. (Ajeng Dyah)

Editor: Freddy Mutiara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *