Diapresiasi Kemenparekraf, Desa Binaan Ubaya Nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023

waktu baca 6 menit
Desa binaan Universitas Surabaya (Ubaya) di wilayah Kabupaten Mojokerto, yaitu Desa Ketapanrame masuk nominasi 75 desa wisata terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.

SURABAYA-KEMPALAN: Salah satu desa binaan Universitas Surabaya (Ubaya) di wilayah Kabupaten Mojokerto, yaitu Desa Ketapanrame masuk nominasi 75 desa wisata terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI. Dari total jumlah desa peserta ADWI tahun 2023 yang mencapai 4.473 desa se Indonesia.

Desa binaan Universitas Surabaya (Ubaya) di wilayah Kabupaten Mojokerto, yaitu Desa Ketapanrame masuk nominasi 75 desa wisata terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.

Proses penjurian nominasi ADWI 2023 berlangsung selama  dua hari, tanggal  22-23 Juni 2023.  Diawali kunjungan tim dewan juri ADWI Kemenparekraf RI yaitu Prof. Dra. Fatma Lestari, M.Si, Ph.D  dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dan Adie Darmawan, Ketua Pengelola Bukit Peramun dan Founder Hutan Berbasis digital di desa wisata Ketapanrame. Kegiatan penjurian yang bertempat di Pendopo Balai Desa Ketapanrame, dihadiri oleh  Kepala Desa beserta perangkat, pengelola desa wisata Ketapanrame, Dinas Pariwisata Kabupaten Mojokerto, mitra desa, Forkompimca Kecamatan Trawas, Puskesmas, para kepala desa se-kecamatan Trawas dan akademisi dari Ubaya.

Desa binaan Universitas Surabaya (Ubaya) di wilayah Kabupaten Mojokerto, yaitu Desa Ketapanrame masuk nominasi 75 desa wisata terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.

Hari pertama penjurian, Kamis, 22 Juni 2023, diawali presentasi tentang eksistensi desa wisata fokus 5 kategori penilaian dan dilanjutkan kunjungan lapangan oleh tim juri.  Kunjungan lapangan dimulai melihat homestay, kuliner, kriya, destinasi wisata dan diakhiri di kantor lembaga desa wisata yaitu Bumdesa Mutiara Welirang.

Pelaksanaan penjurian belangsung sangat intensif, mulai pagi hingga malam hari. Tim  Tim dari Dinas Pariwisata Kabupaten Mojokerto dan Universitas Subaya  mendampingi hingga proses penjurian hingga selesai. Prof. Fatma dan Adie Darmawan selaku dewan juri memberikan apresiasi luar biasa pada desa Wisata Ketapanrame. “Kenapa saya baru ketemu tahun ketiga, dalam nominasi penghargaan ADWI untuk Desa Ketapanrame, Desa Ketapanrame ini luar biasa. Sudah kompak dan yang terbaik lagi,” ujar Prof. Fatma, Guru Besar Universitas Indonesia, selaku Dewan Juri.

Desa binaan Universitas Surabaya (Ubaya) di wilayah Kabupaten Mojokerto, yaitu Desa Ketapanrame masuk nominasi 75 desa wisata terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.

Hari kedua penjurian, Jumat (23/6/2023), Desa Ketapanrame mendapat kunjungan dari Kemenparekraf RI, yang diwakili oleh Indra Ni Tua, Direktur Tata Kelola Destinasi Pariwisata. Didampingi Bupati Mojokerto beserta jajaran OPD, Kepala Dinas pariwisata Provinsi Jawa Timur, Perwakilan PT Astra International, Tbk, dan ademisi dari Ubaya. Rombongan Kemenparekraf bersama juri ADWI 2023 mencoba beberapa wahana permainan, mencicipi makanan khas desa dan  meninjau produk UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang dikembangkan di Desa Ketapanrame sambil menikmati panorama keindahan alam di wisata sawah Sumber Gempong.

Kemenparekraf sangat terkesan dengan potensi alam dan keterlibatan warga membangun dan mengembangkan potensi desa. “Desa Ketapanrame sudah bisa menjadi model desa wisata untuk daerah lainnya di Indonesia. Wisata di desa ini memiliki pola kerjasama yang bagus, baik dengan akademisi, perusahaan, dan partisipasi warganya luar biasa. Kerjasama itu Bapak sudah lakukan dengan perusahaan, akademisi Ubaya, Astra, kita harus apresiasi untuk semua ini. Proses itu Bapak tularkan pada semua kalau sudah bisa bangun pola kerjasama dengan destinasi yang sifatnya alam ini,” ujarnya.

Desa binaan Universitas Surabaya (Ubaya) di wilayah Kabupaten Mojokerto, yaitu Desa Ketapanrame masuk nominasi 75 desa wisata terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.

“Pengelolaan wisata ini luar biasa. Melibatkan hampir 50 persen masyarakat desa dalam hal kepemilikan. Masyarakat bisa dan ikut memiliki usaha. Jadi sawah di sini disamping bisa tetap menghasilkan, juga menjadi destinasi wisata. Tanpa merusak potensi alam,” tambah Indra Ni Tua.

“Sebarkan ke masyarakat, kalau desa-desa ini maju maka indonesia juga akan maju. Sekali lagi apresiasi untuk semua yang membuat Desa Ketapanrame seperti ini. Tugas berikutnya adalah menjaganya dan itu bukan ringan tapi berat. Tapi kalau saya pikir dengan kebersamaan apapun akan bisa dilakukan,” pungkasnya.

Sementara itu Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengaku beruntung Kabupaten Mojokerto memiliki desa Ketapanrame. Di balik kesuksesan Desa Ketapanrame, Bupati Mojokerto, mengapresiasi kinerja dari kepala desa yang bisa menjadi penggerak dan sumber energi masyarakat. “Mojokerto sangat beruntung punya Ketapanrame, luar biasa dan I Love You Full,” ucap Bupati Ikfina.

Desa binaan Universitas Surabaya (Ubaya) di wilayah Kabupaten Mojokerto, yaitu Desa Ketapanrame masuk nominasi 75 desa wisata terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.

Di tempat yang sama, Utomo, Manajer Pengabdian Masyarakat LPPM Ubaya, yang turut hadir dan mendampingi proses penjurian ADWI Desa Ketapanrame sejak hari pertama hingga hari kedua, terakhir juga memberikan apresiasi kepada Kepala Desa Ketapanrame beserta jajaran.

 “Desa Ketapanrame, sangat layak menjadi Juara ADWI 2023. Desa ini memiliki keunggulan yang mungkin tidak dimiliki desa-desa lain di Indonesia. Memiliki Kepala Desa dan tim yang luar biasa. Pak Zainul Arifin, selaku kepala Desa mampu membangun sinergi yang sangat bagus dan luar biasa. Baik dengan pemerintah daerah hingga pusat, BUMN, perusahaan, media dan akademisi serta pihak lainnya. Dan yang tidak kalah pentingnya, Kepala Desa Ketapanrame mampu membangun trust, kepercayaan dari lembaga desa dan masyarakat desa dengan konsep urun dana atau investasi saham warga. Dan hasilnya telah terbukti mampu mensejaherahkan warganya,” ujar Utomo.

Desa binaan Universitas Surabaya (Ubaya) di wilayah Kabupaten Mojokerto, yaitu Desa Ketapanrame masuk nominasi 75 desa wisata terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.

Selain itu, Desa Ketapanrame mampu mengukir segudang prestasi baik tingkat regional hingga nasional. Di antaranya Juara 1 lomba Bumdes Terbaik 2020 Kabupaten Mojokerto, Juara 1 lomba Bumdes Terbaik 2020 Provinsi Jawa Timur,  Juara 1 sebagai Desa Sejahtera Astra (DSA) 2020 oleh PTAstra Internasioanal, Tbk, Juara 2 Desa Brilian se-Indonesia oleh BRI 2021, Juara 1 lomba Video Wisata Desa se-Kabupaten Mojokerto 2021, Juara 2 lomba Video Kreatif Usaha Ekonomi Perdesaan se-Provinsi Jawa Timur 2021, sebagai Desa Prospektif Good Governance Pengelolaan Keuangan Desa Terbaik Tahun 2021 dari Dirjen Perbendaharaan Kanwil Provinsi Jawa Timur Kementerian Keuangan, Kategori 300 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia Tahun 2021 dan 2022 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sebagai Tokoh Inspiratif Pariwisata Kabupaten Mojokerto 2022, Peraih Desa Wisata Terbaik Kabupaten Mojokerto 2022, Peraih Wisata Alam Terbaik Kabupaten Mojokerto untuk Sumber Gempong tahun 2022, Peraih Bumdes Terbaik dalam Penghargaan Community Development and Engagement BUMDes Award Nasional 2022, Kategori 10 Besar Dewi Cemara  Provinsi Jawa Timur Tahun 2022 (desa wisata cerdas, mandiri dan  sejahtera), dan  nominasi 75 ADWI 2023.

Ubaya memiliki komitmen untuk mendampingi dan mengembangkan desa-desa di Jawa Timur, ada 10 kabupaten/kota yang menjadi fokus. Salah satunya adalah Kabupaten Mojokerto. Seperti diketahui, untuk program pengabdian Desa binaan di desa  Ketapanrame, Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto.

Ubaya secara berkelanjutan melakukan kegiatan pendampingan dan pemberdayaan sejak tahun 2019 hingga sekarang. Program yang dilakukan antara lain melalui skema Program Pemberdayaan Masyarakat Unggulan Perguruan Tinggi (PPMUPT) tahun 2019-2021, dilanjutkan Program Matching fund atau Kedaireka Kemendikbudristek 2021 hingga sekarang. Selain itu masih ada Program Desa Sejahtera Astra (DSA) bekerja sama dengan PT Astra Internasional Tbk dan lain-lain. ‘Kami berharap melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat desa binaan, kita dapat mewujudkan pesan Bung Hatta, Indonesia tidak akan bercahaya dengan obor besar di Jakarta, tapi akan bercahaya karena lilin-lilin di Desa,” pungkas Utomo. (Utomo)

Editor: Freddy Mutiara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *