Smart City, Wajah Perkotaan Masa Depan

waktu baca 4 menit

KEMPALAN: Terinspirasi dari Jakarta Smart City (JSC) yang meraih juara pertama pada International Data Corporation (IDC) Smart City Asia/Pacific Awards 2022 berkat the knowledge management for flood control system, sebuah inovasi sistem pengendalian banjir yang dikembangkan oleh Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi DKI Jakarta.

Juga, peluncuran program sekolah net zero carbon pada masa terakhir pemerintahanAnies Baswedan sebagai Gubernur dalam memenuhi komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menurunkan 30 persen emisi gas rumah kaca di ibu kota negara tersebut pada 2030 dengan empat sekolah menjadi pilot project dan telah bersertifikat Greenship Net Zero Healthy School.

Kedua hal tersebut yang mendorong saya untuk menuliskan book chapter berjudul “How (Islamic) Smart Cities 2.0 are Driving Inclusive Growth Opportunities and Fighting Climate Change? Evidence from Asia-9” dengan menggandeng kolega asal India, Sheeba Naaz, seorang mahasiswa PhD di Jamia Millia Islamia University. Book chapter yang merupakan bagian dari buku “Sustainable Development and the Digital Economy: Human-centricity, Sustainability and Resilience in Asia” ini akan diterbitkan Routledge pada Oktober mendatang.

Indonesia dan Gerakan 100 Smart City

Mungkin tidak banyak yang mengetahui bahwa pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan didukung Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan Kantor Staf Kepresidenan telah meluncurkan “Gerakan Menuju 100 Smart City” untuk kabupaten/kota di Indonesia.

Pada 2017, KOMINFO menerbitkan Buku Panduan Penyusunan Masterplan Smart City 2017 yang memuat proses penyusunan Masterplan Smart City beserta berbagai tools untuk membantu pemerintah daerah dalam menyusun Rencana Induk Kabupaten/Kota Pintar agar bisa lebih mengoptimalkan pemanfaatan teknologi, baik dalam meningkatkan pelayanan masyarakat maupun dalam mengakselerasi berbagai potensi masing-masing daerah.

Pada tahap pertama, ada 25 kabupaten/kota yang dijadikan perintis Smart City di Indonesia. Di Jawa Timur, ada Banyuwangi, Bojonegoro, Gresik, dan Sidoarjo. Pada tahap kedua, tahun  2018, ada 50 kabupaten/kota yang ditarget. Kemudian, pada tahap ketiga, tahun 2019, ditarget bertambah lagi 25 kabupaten/kota yang menjadi Smart City

Salah satu yang menarik dari sejumlah kabupaten/kota yang telah atau sedang menyiapkan masterplan adalah Kota Banda Aceh. Banda Aceh membangun positioning sebagai Islamic Smart City. Kota ini pada ulang tahunnya yang ke-810 pada 2015 telah mencanangkan tema pembangunan jangka panjangnya dengan “Banda Aceh, Islamic Smart City”.  Pencanangan ini dilakukan bahkan sebelum munculnya “Gerakan Menuju 100 Smart City”.

(Islamic) Smart City

Selain Banda Aceh, terdapat sejumlah kota di dunia yang notabene berpenduduk Muslim mayoritas yang didorong untuk memublikasikan dirinya sebagai Islamic Smart City. Konsep ini memiliki peluang untuk diadopsi seiring pertumbuhan populasi Muslim dunia, peningkatan industri halal global, dan sejumlah negara dengan populasi mayoritas Muslim. Terlebih bagi negara yang pemerintahnya memang telah mendeklarasikan negaranya sebagai negara Islam.

Namun demikian, sejatinya sekalipun tidak menggunakan label ‘Islamic Smart City’, dapat dipastikan konsep ‘Smart City’ yang akan dikembangkan oleh kota-kota tersebut akan mengusung nilai-nilai Islami sesuai dengan nilai-nilai yang dianut kebanyakan warganya. Ke depan, Smart City maupun konsep Islamic Smart City akan saling terintegrasi

Dan, tidak menutup kemungkinan akan muncul Hindu Smart City, Buddhist Smart City, atau Catholic Smart City jika mayoritas penduduk kota tersebut menganut agama yang sama atau jika kota tersebut menjadi tujuan kunjungan bagi pemeluk agama tertentu. Kalaupun tidak menggunakan diksi ‘Hindu, Budha, Katolik, Islam’, tidak menutup kemungkinan nuansa religi dari agama-agama tersebut menjadi kental dan mewarnai Smart City dengan tetap memberikan ruang dan kenyamanan bagi pemeluk agama lain. Smart City 2.0 dan Society 5.0 memungkinkan hal ini terjadi.

Smart City2.0 dan Society 5.0

Pada tahun 2045, diperkirakan sekitar 67% penduduk Indonesia hidup di kota. Dari perspektif sosiologi ekonomi, konsep Smart City sebenarnya diorientasikan sebagai solusi untuk menyelesaikan sejumlah masalah urbanisasi, seperti kriminalitas, kemacetan lalu lintas, air bersih dan sanitasi, rendahnya kualitas pelayanan publik, polusi, transportasi, pengangguran, kemiskinan, dan lain sebagainya.

Konsep Smart City terus berkembang dan kini mengakomodir pula tuntutan perkotaan untuk mendorong peluang pertumbuhan inklusif dengan menyediakan lapangan kerja yang layak dan pertumbuhan ekonomi yang merata, dan berkontribusi dalam mengatasi pemanasan global.

Salah satu irisan utama dari Smart City 2.0 dan Society 5.0 adalah pemanfaatan teknologi untuk memberi kemudahan bagi masyarakat. Irisan utama lainnya adalah keberadaan manusia dan masyarakat sebagai titik sentral. Kedua konsep ini menempatkan masyarakat sebagai pusat pembangunan. Desainnya berpusat pada manusia dan berfokus pada penciptaan nilai yang mendukung dan meningkatkan kesejahteraan manusia dan masyarakat.

Oleh karena itu, Smart City ke depan tidak saja dituntut untuk memberi tempat tinggal layak huni bagi masyarakat serta menyediakan pelayanan publik yang efisien dengan mengandalkan teknologi. Tuntutan untuk menciptakan keadilan, kemerataan, kesetaraan, dan hak melaksanakan keyakinan dan nilai-nilai yang dianut masyarakat menjadi orientasiyang tidak boleh diabaikan. Termasuk pula tuntutan agar perkotaan ikut mendukung sustainability dan berkontribusi dalam menghadapi perubahan iklim.

Wallahua’lam bish showab.

Dr. Khairunnisa Musari, Dosen Tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) & Pascasarjana UIN Kiai Haji Achmad Siddiq; Sekretaris 1 DPW Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Jawa Timur

Editor: Freddy Mutiara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *