Jangan Percaya Survey, Yakinlah Anies Unggul
Oleh: Isa Ansori (Pekolom, Akademisi)
KEMPALAN: Setelah pengumuman pencapresan Ganjar Pranowo oleh PDIP, sepertinya terjadi suasana euforia survey yang nadanya hampir sama selalu menempatkan Ganjar pada posisi teratas, Prabowo di posisi kedua dan tentu saja Anies selalu ditempatkan pada posisi ketiga. Padahal sebelumnya pengumuman oleh PDIP, posisi top mind pertama ditempati oleh Prabowo, Ganjar dan Anies.
Saya adalah orang yang tidak terlalu percaya dengan survey – survey dan musyawarah rakyat musyawarah rakyat yang selama ini ada, karena saya tahu persis bagaimana aktifitas itu diadakan.
Sebagai pegiat sosial dan politik, saya sudah terbiasa dengan bagaimana melakukan penelitian dan survey. Tentu dalam melakukan kegiatan variable penentu adalah pemilihan responden. Dalam pemilihan responden, kalau banyak diwarnai dengan kepentingan, biasanya data bisa diarahkan sesuai dengan harapan peneliti dan surveyor.
Aktifitas politik adalah aktifitas bagaimana mempertemukan dua hal yang berbeda menjadi satu kepentingan yang sama. Dalam hal survey survey politik dan hal lain yang sejenis, sejatinya selalu ada dua kepentingan, pertama kepentingan mengetahui keadaan yang sebenarnya dan yang kedua mengkampanyekan apa yang menjadi kepentingan para pihak melalui survey.
Kalau memang bahwa posisi Anies adalah posisi bawah dan bisa dikalahkan, lalu mengapa para pihak yang tidak sepakat dengan Anies selalu mengintimidasi Anies dengan fitnah dan bullying, bahkan banyak cara yang dilakukan untuk menggagalkan pencalonan Anies. Tentu ini adalah sesuatu yang tidak masuk akal.
Fenomena Anies bila datang ke daerah daerah sangat berbanding terbalik dengan Ganjar maupun Prabowo. Kedatangan Anies ke setiap daerah yang dikunjungi, selalu penuh sesak dengan lautan manusia dan mereka datang tidak ada yang mengarahkan, apalagi membayar. Berbeda yang lainnya, selalu membagikan sesuatu kepada mereka yang datang.
Pernah suatu saat kedatangan Anies ke Medan, dan salah satu kandidat capres saat itu juga berkunjung kesana, sambutan ke Anies sangat luar biasa, dan anehnya dalam sambutan kedatangan Anies, ada beberapa abang becak yang hadir dengan simbol simbol salah satu capres. Ketika ditanya, abang becak itu menjawab bahwa kami datang ke salah satu capres itu karena kami harus ambil sembako dan uang, hati kami tetap dengan Pak Anies.
Hal yang sama, Surabaya yang katanya kandang banteng, keterterimaan Anies rendah, faktanya ketika Anies hadir ke Surabaya, sambutannya luar biasa, ribuan orang datang menjemput Anies.
Fakta – fakta lapangan itulah yang kemudian menjadi pembanding dari survey survey yang selalu men-downgrade Anies.
Bagi kita yang menginginkan perubahan Indonesia bersama Anies, tak perlu risau dan tak harus tidak percaya, cukup informasi survey dijadikan sebagai penyemangat agar kita tak abai menyiapkan instrumen pemenangan Anies. Saya yakin sejatinya hasil survey survey menggambarkan bahwa Anies adalah calon potensial yang akan menjadi presiden di 2024.
Kalau toh sekarang paska pengumuman Ganjar, dibarengi dengan survey dan publikasi media partisan, maka sesungguhnya itu tidak sebenarnya, hal itu dilakukan hanya untuk mempengaruhi persepsi publik, bila nanti Anies akan ada pemakluman.
Publikasi dan survey yang melemahkan tentu akan semakin massif dilakukan, yakinlah hasil yang jujur dari survey adalah Anies adalah calon potensial yang akan menang.
Bagi relawan Anies menjadi sesuatu yang penting, terus menerus mengkampanyekan Anies agar popularitas dan elektabilitas Anies semakin kuat.
Percayalah bahwa Anies adalah calon yang unggul didalam survey-survey mereka, tapi karena kepentingan itulah Anies selalu dikalahkan.
Semoga saja Mas Anies dan para relawan serta partai politik yang mendukung, dikuatkan staminanya, dikuatkan soliditas nya, karena lawan Anies tidak hanya calon lain yang menjadi kompetitornya, tapi ada uang dan kekuasaan yang selalu berusaha menggagalkannya.
So, ayo tetap berjuang memenangkan Indonesia bersama Anies Baswedan. Kepada para relawan sudah hentikanlah mereaksi lawan, fokuslah pada kerja kerja pemenangan, waktu semakin pendek. ()