Anies Topo Ngrame di Blitar
BLITAR-KEMPALAN: Bacapres koalisi perubahan, Anies Rasyid Baswedan akhirnya tiba di Blitar pada 10 April 2024 bersama tiga mobil rombongannya setelah melakukan serangkaian kegiatannya di berbagai tempat di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Mantan Gubernur DKI yang cukup dikenal di dunia internasional karena beragam prestasi yang diperolehnya itu mengungkapkan kepada sahabatnya yang warga Blitar, bahwa serangkaian kegiatan yang dilakukan selama bulan Ramadan ini merupakan kegiatan tirakat. “yang sedang kita lakukan ini adalah sebuah bentuk tirakat” ujarnya di Café De Koloniale jalan tanjung Kota Blitar. Dan memang, sebuah tirakat atau laku batin itu bisa berbentuk macam-macam. Namun apa yang dilakukan Anies itu dalam khazanah budaya Jawa disebut sebagai adalah sebuah topo ngrame. Yakni sebuah aksi introspeksi diri sambil melihat secara langsung realitas yang ada di tengah masyarakat.
Sebagai sosok yang memang sedang digadang-gadang agar memenangkan pilpres 2024 dengan diusung koalisi perubahan, apa yang dilakukan oleh Anies sangat wajar. Ia perlu melihat secara langsung realitas masyarakat Indonesia, khususnya di Blitar. Kunjungannya ke Blitar ini bukan sebagai kegiatan politik tetapi sebuah kegiatan spiritual. Terbukti beliau saat tiba di Blitar bertepatan dengan acara buka bersama yang diselenggarakan di kantor partai Nasdem di Kanigoro bersama simpul relawan Anies Baswedan Blitar raya yang dihadiri ratusan orang tetapi Anies tidak menghadirinya karena memang tidak mengetahui acara tersebut. Anies justru berziarah ke makam proklamator RI dan presiden Indonesia pertama, Ir Sukarno di kelurahan Sentul kota Blitar.
Usai berbuka puasa di Rumah Makan Mak Nyak yang cukup dikenal di kota Blitar pada Senin 10 April kemarin, Anies dan rombongan kemudian bergeser ke makam Bung Karno yang jaraknya sekitar 200 meter. Saat tiba di makam Bung Karno, Anies diijinkan masuk ke cungkup makam oleh juru kunci dan kemudian berdo’a dengan khusu’. Selama bulan ramadhan ini sudah beberapa makam para wali dan tokoh di Indonesia yang diziarahi. Sebelum ziarah ke Makam Bung Karno, Anies telah lebih dulu ziarah ke makam Jendral Sudirman, makam Sarwo Edi Wibowo, makam Ki Ronggowarsito. Menurut Anies sepeti dituturkan kepada sahabatnya yang tinggal di Blitar, bahwa sebenarnya dengan diam-diam beliau sudah berkali-kali ziarah ke makam Bung Karno tidak ada yang mengetahui selain juru kunci makam. Misalnya saat menjabat gubernur DKI Jakarta pernah beberapa kali ziarah ke makam Bung Karno.“Memang tidak pernah diberitakan dan tidak ada yang tahu selain juru kunci makam Bung Karno karena niatnya memang ziarah untuk mendoakan proklamator RI, dan bukan cari sensasi atau pencitraan” tandas Anies.
Selain ziarah ke makam Bung Karno, Anies dan rombongan juga mengunjungi masjid paling megah di Blitar, yakni masjid Ar Rahman di kelurahan Kepanjen Lor kota Blitar. Masjid yang dibangun oleh Grup Mayangkara itu memang membuat kagum banyak orang, tak terkecuali rombongan Anies. Dan saat melaksanakan sholat subuh berjamaah di masjid itu, karena banyak orang yang mengenal wajahnya langsung berebut menyalami dan bergantian berfoto. Tampak juga saat itu, Bos Mayangkara Group, Hariyanto bersama sang istri berbincang dengan Anies dengan akrab usai sholat subuh berjamaah.
Silaturahmi di Kediaman Dalang Wayang Kulit Ki Suwondo Sukron
Kesempatan berkunjung kota Blitar yang dikenal sebagai kota perjuangan ini tidak disia-siakan begitu saja. Pada Selasa 11 April 2024, Anies bersama rombongan kemudian merapat ke desa Purworejo kecamatan Sanan Kulon yang berjarak kurang lebih 7 km dari pusat kota Blitar. Di desa ini Anies bersilaturahmi di kediaman Ki Suwondo Sukron. Ada beberapa orang yang terlibat dalam acara silaturohmi, salah satunya adalah dalang muda Ki Rudi Gareng. Bagi yang tidak tahu, tentu heran mengapa tiba-tiba Anies terlihat akrab dengan Ki dalang Suwondo Sukron?
Menurut Kalinggo, putra Ki Suwondo Sukron, Anies memang sudah lama akrab dengan para dalang dan seniman wayang kulit. “Pak Anies punya kedekatan khusus dengan alm. Ki H. Kondang Sutrisno”. ALmarhum Ki H Kondang Sutrisno adalah sosok yang sangat peduli dengan wayang kulit di Indonesia karena beliau adalah ketua Pepadi yang menaungi para dalang wayang kulit di Indonesia. “Kita sekarang sedang merindukan sosok yang bisa mengayomi dunia pewayangan seperti Ki H. Kondang Sutrisno” ujar Kalinggo. Diungkapkan juga oleh Kalinggo, bahwa saat bersilaturohmi dengan Anies Baswedan banyak hal didiskusikan, khususnya mengenai perkembangan kebudayaan khususnya wayang kulit. Dan ke depan, tentunya jika Anies Baswedan menjadi RI 1, harapannya agar kebudayaan Jawa, khususnya wayang kulit lebih diperhatikan lagi. (lid)