Tim Mahasiswa DKV PCU Raih Prestasi di Festival Ajisaka 2023

waktu baca 5 menit
Para mahasiswa peraih juara 3 Kategori Sadewa (Skippable Ads)

              SURABAYA-KEMPALAN: Pada malam penghargaan Festival Ajisaka 2023 pertengahan Maret lalu, sebanyak empat penghargaan berhasil dibawa pulang oleh para mahasiswa prodi DKV PCU dalam mata lomba Sayembara Dewa Pariwara (Sadewa). Sadewa ini dibagi menjadi tiga kategori yaitu Social Media Activation, Campaign Brand Assets dan Skippable Ads.

Ajang kompetisi bertaraf nasional yang diadakan oleh Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta itu mengusung tema mengenai Gender Equity dan Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO). Bersaing dengan mahasiswa seluruh Indonesia, para mahasiswa PCU ini berhasil mendapatkan hadiah uang tunai, sertifikat, merchandise, hingga internship opportunity dari perusahaan yang mensponsori Ajisaka UGM 2023. Bagaimana kisah mereka?

Daniel Garry The dan Yohanes Bernard Hadiyanto yang membuat video berjudul “Coba Lihat” berhasil memikat hati para juri. Mengangkat konsep tentang sindiran yang ingin diberikan kepada pelaku malicious distribution. Kegiatan ini dikenal sebagai sebuah kegiatan dimana pelaku memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan konten pribadi seseorang yang dapat merusak reputasi pribadi tersebut. 

Berproses selama kurang lebih tiga bulan, Garry dan temannya melalui proses naik dan turun. Saat diwawancara, Garry mengaku sempat mengulang seluruh script dan proses produksi seminggu sebelum pengumpulan. “Satu minggu sebelum pengumpulan, kami asistensi dan dosen pembimbing memberikan usul untuk merubah konsep,” katanya. Hal ini berakhir dengan kelompoknya mengulang proses produksi dari pembuatan konsep sampai proses editing

Saat diwawancara, Garry mengaku sempat tidak berharap untuk memenangkan perlombaan ini. “Kuatir terlalu percaya diri dan terlalu berharap untuk menang,” ujar mahasiswa asal Bali ini sambil tertawa. Namun setelah diumumkan memenangkan juara pertama, ia langsung merasa lega dan bangga atas kerja keras kelompoknya. 

Melalui proses yang panjang, mahasiswa angkatan 2020 itu mengaku menikmati seluruh prosesnya. Bahkan semangat Garry malah semakin terpacu untuk mengikuti perlombaan lainnya. Kini ia sedang persiapan untuk dua lomba selanjutnya.

Anak muda bisa jadi korban kekerasan psikologis, salah satunya KBGO. Berangkat dari kegelisahan tersebut, Kayla Federica Jiemesha, Livia Kondana, dan Jovita Ivana, mengingatkan anak muda lewat video animasi bertema “Ambil Aksi, Peduli Privasi”.

Tergabung dalam kelompok bernama “Jayastu” yang berarti “semoga dia menang” rupanya menjadi kenyataan. Dalam video berdurasi 29 detik itu, para mahasiswa mengangkat fenomena akan bujuk rayu pasangan yang meminta dokumentasi privat tubuh seorang perempuan, dan mengancam akan menyebarkan file privat sebelumnya jika tidak mengirimkan.

Harapannya, anak muda yang menonton video tersebut bisa mengedukasi untuk tidak mengirimkan dokumentasi privat, mengambil langkah untuk melapor jika mereka menjadi korban, hingga berani untuk ‘melawan’ apabila pasangan mulai meminta hal yang tidak baik. Informasi Komnas Perempuan di beragam layanan, seperti nomor telepon hingga surel juga tak luput mereka sampaikan.  

Kemenangan ini semakin memberikan pelajaran dan pengalaman baru bagi mereka. Kayla mengungkapkan, “Video animasi bisa menjadi poin plus yang berbeda dalam menyampaikan pesan, meskipun prosesnya rumit dan panjang harus menggambar bagian satu per satu, tapi seru juga.” Sedangkan Livia dan Jovita bercerita bahwa komunikasi antar anggota tim, serta menyampaikan presentasi di depan juri, menjadi hal penting yang harus diperhatikan dalam mengikuti sebuah perlombaan.

Cathlin Shannon dan Kevin Perdana Cahyadi berhasil meraih juara satu kompetisi Sadewa pada kategori Social Media Activation di Festival Ajisaka 2023. Para mahasiswa ini diminta membuat sebuah kampanye yang bertujuan untuk meningkatkan awareness masyarakat terkait cyber grooming di sosial media.  

Cyber grooming adalah kejahatan siber berupa tindak manipulatif dan pelecehan yang banyak terjadi pada anak-anak hingga remaja, dengan cara membangun kepercayaan mereka terlebih dahulu. Berdasarkan hal tersebut, Cathlin dan Kevin pun membuat kampanyebertajuk #divesafely di sosial media Discord agar anak-anak bisa lebih waspada dengan ciri dan tindakan seorang cyber groomer.   

“Kita memilih media Discord karena banyak kasus cyber grooming terjadi, serta banyak anak kecil berkumpul untuk bermain di media ini. Karena itu, kami mau membuat kampanye acara yang promosinya menggunakan game untuk menarik bisa menarik perhatian dan membuat mereka suka dengan pesan kami. Jadi, kami mengajak mereka melakukan kegiatan yang disukai, dan mengedukasi secara tidak sadar,” terang Cathlin 

Dalam perjalanannya, para mahasiswa angkatan 2020 itu mengalami hambatan. Mereka harus memikirkan cara agar pesan tersebut dapat dikemas dengan menyenangkan sehingga anak-anak mau didengarkan. “Pesan saya be positive, be confident, and have fun saja. Menang atau kalah urusan belakangan, kalau kalah pun, kita masih ada portofolio,” tutup Kevin.

Unforgettable” kemudian terdengar “Home sih”, sahut Fabio Adrian dan Zefanya Kyna secara bergantian saat ditanya mengenai pengalaman mengikuti dan memenangkan AJISAKA 2023 dalam cabang Social Media Activation.

Berbekal ilmu dari mata kuliah yang pernah dipelajari serta bimbingan dosen, Fabio dan Zefanya memantapkan langkah untuk mulai merangkai karya. Akhirnya terpilihlah tagar #LoveBukanEksploitasi sebagai inti kampanye sosial media mereka.

Melalui karya ini, mereka berharap para remaja tidak hanya teredukasi mengenai cyber grooming, namun mereka juga dapat merasa diterima dan dikasihi. Salah satunya melalui kata-kata semangat yang ditebar dalam media sosial Loggy atau Love Guardian. Loggy juga menjadi maskot dalam kampanye #LoveBukanEksploitasi ini. 

“Sungguh pengalaman tak terlupa. First time ikut lomba secara luring (mengingat aku angkatan Covid-19), diberi kesempatan untuk menang juga. Bersyukur!” seru Fabian. Lain halnya dengan Zefanya, ia justru merasa bahwa kompetisi ini bukan hanya sebuah ajang. Melainkan sebuah rumah untuk pulang dan merancang tujuan. “Semenjak ikut dan menang AJISAKA, aku jadi sadar ternyata passionku ada di bidang itu (membuat kampanye online melalui media sosial),” lengkap Zefanya.

Sekilas tentang Petra Christian University (PCU), sebuah universitas swasta yang berdiri sejak tahun 1961 bertempat di Surabaya, Indonesia. PCU memiliki fakultas-fakultas yang terkemuka di bidang pendidikan, teknologi, konstruksi, bisnis, dan industri kreatif. (Ajeng Dyah)

Editor: Freddy Mutiara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *