Wagub Emil Paparkan Strategi Inovasi Jatim di Forum Kebijakan Publik Kemenpan RB

waktu baca 4 menit

Surabaya-KEMPALAN: Peningkatan kualitas pelayanan publik perlu dikembangkan agar terciptanya efisiensi dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat utamanya di era teknologi dan informasi saat ini. Hal ini yang melatarbelakangi Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk terus berinovasi dalam sektor pelayanan publik.

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur memiliki jargon Inisiatif, Kolaborasi, dan Inovasi (IKI) sebagai dasar dari pengembangan inovasi sarana pelayanan publik (yanblik) yang sudah ada dan menjadikannya berkelanjutan.

Wagub Emil menyebutkan hal ini bukan tanpa alasan. Sebab, IKI yang pertama kali dicetuskan pada Hari Jadi ke-77 Provinsi Jawa Timur ini adalah acuan semangat untuk bangkit dari pandemi Covid-19. Harapnya, IKI bisa menjadi jawaban untuk inisiatif, kolaborasi, dan inovasi di berbagai sektor, tak terkecuali yanblik.

“IKI ini disampaikan Ibu Gubernur pada hari Jadi ke-77 Pemprov Jatim yang lalu. IKI ini merupakan semangat Jawa Timur untuk bangkit dari pandemi Covid-19, dan ini dapat dijadikan sebagai sarana pengembangan inovasi pelayanan publik. IKI Jawabane,” ujar Emil dalam Forum Koordinasi Pelayanan Publik (FKPP) di Gedung Negara Grahadi, Senin (13/3/2023).

Lebih lanjut, suami Arumi Bachsin tersebut menjelaskan bahwa semua harus dimulai dari inisiatif. Maka inisiatif disebutkan paling awal dan diikuti oleh kolaborasi dengan rekan-rekan potensial, serta didukung oleh ide-ide inovatif.

“Ibu Gubernur menyadari pentingnya inisiatif ini. Oleh karena itu dalam IKI Insiatifnya ada di awal, kemudian dilanjutkan dengan kolaborasi dan inovasi, karena inovasi ini tidak bisa berjalan sendiri dalam kolaborasi,” jelasnya.

Emil lalu menyebutkan, IKI bereperan sebagai pendorong mindset bagi Aparatus Sipil Negara atau ASN. Di mana sebagai pelayan publik, kiprah mereka harus berfokus pada pelayanan, dan bergeser dari mindset ‘dilayani’ menjadi ‘melayani.’

“IKI ini mampu menjadi pendorong dalam perubahan mindset. Hal ini juga harus berseiring dengan pertumbuhan infrastruktur dan inovasi yang terus dikembangkan, fokus pada melayani, ” tandasnya.

Kemudian Emil menyebutkan Pemprov Jawa Timur turut berpartisipasi aktif dalam United Nation Service Award (UNPSA) melalui SimPADU PMI, Blood Jek dari Kabupaten Lumajang, Suara Perempuan dan Kelompok Rentan (SUPER KEREN) dari kabupaten Trenggalek, Smart Kampung dan Pemburu Ibu Hamil Resiko Tinggi dari Kabupaten Banyuwangi.

“Untuk Sarana Informasi dan Pelayanan Terpada Pekerja Migran Indonesia (SimPADU PMI) ini salah satunya dimana ibu Gubernur menaruh atensi terhadap pekerja migran ini, agar transpransi informasi yang ada dapat terwujud,” tukasnya.

Orang nomor dua di Jawa Timur tersebut juga menyampaikan apresiasinya kepada semua elemen karena meningkatnya partisipasi dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Jawa Timur  (Kovablik Jatim).

“Berdasarkan informasi dari ibu Deputi tadi partisipasi dalam Kovablik ini meningkat dua kali lipat, kami sampaikan apresiasi sebesar-besarnya, karena Kovablik ini adalah inkubasinya. Nah alumnus Kovablik ini yang kemudian bergabung dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik KIPP,” tegas Emil.

Emil berpesan agar Inovasi pelayanan yang sudah mendapatkan penghargaan dapat terus dilanjutkan dan dikembangkan.

“Nah, inovasi ini biasanya akan berhenti ketika sudah mendapatkan penghargaan, sebaliknya inovasi itu harus terus dilakukan dan dikembangkan. Semangatnya jangan berhenti sampai penghargaan saja,” imbaunya.

Emil mencontohkan pengembangan inovasi yang dilakukan di Jatim ini di antaranya Underwater Restocking dan Kopontren.

Underwater Restocking ini mampu dikembangkan sampai ke versi 2.0-nya. Konsepnya pun disempurnakan, yang awal hanya berfokus pada Restocking kemudian hari ini menjadi sumber pemasukan tambahan bagi nelayannya.

Sama halnya dengan Ekotren yang turunanya adalah One Pesantren One Product (OPOP). OPOP ini lalu didukung oleh keberadaan Koperasi pesantren (Kopontren) dengan memberikan Captive Income baik melalui agen perbankan syariah, pos, atau pertashop sembari terap mendorong produk unggulan OPOP.

Di akhir, Emil mengenalkan Rumah Inovasi Jatim yang diharapkan mampu mendorong terciptanya inovasi pelayanan publik.

“Termasuk hadirnya Rumah inovasi Jatim ini bisa dijadikan sebagai portal untuk mengembangkan inovasi, semisal baru ada ide bagus ini bisa dientry dulu, ini akan menjadi sinyal untuk dikembangkan termasuk ruang konsultasi juga,” pungkasnya.

Turut hadir Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa Deputi Bidang Pelayanan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Diah Natalisa, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono, Bupati dan Walikota se-Jawa Timur dan Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Provinsi Jawa Timur.

Editor: Freddy Mutiara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *