UK Petra Theatre Siap Gelar 11 Questions: Persimpangan Jalan Temukan Teman Disabilitas

waktu baca 3 menit
Olivia Agatha berperan sebagai Maya (berjaket) bermain peran bersama Jason yg berperan sebagai Juna yg mengalami Duchenne Muscular Dystrophy (DMD)

SURABAYA-KEMPALAN: Santi mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Maya.

“If you don’t mind, let me touch your face,” she said. “It’s the only way I see. I touch.”

Olivia Agatha berperan sebagai Maya (berjaket) bermain peran bersama Saranietha yg berperan sebagai SANTI yg buta

Itulah sepenggal cuplikan dari drama musikal berbahasa Inggris bertajuk 11 Questions, yang diusung oleh Petra Theatre pada 4 Maret 2023 di Auditorium Gedung Q lantai 4 kampus PCU.

“Produksi ini sepenuhnya disiapkan dengan maksimal dari dan oleh Petranesian, melibatkan alumni maupun mahasiswa. Naskahnya orisinil, lagu-lagunyanya pun diciptakan khusus untuk pertunjukan ini,” urai Jessie Monika, S.S., selaku penulis dan production manager di sela-sela gladi bersih tadi siang (1/1).

Setidaknya ada 70 Petranesian yang terlibat dalam pementasan kali ini. Drama musikal yang jarang ada di Surabaya itu akan menampilkan karya apik selama kurang lebih dua jam. Lima pemain inti di panggung akan membuat para penonton menikmati setiap alur ceritanya. Untuk terlibat dalam pementasan ini, dibuka audisi secara umum. Jadi tidak hanya mahasiswa atau alumni dari English Department saja. Bahkan dari program lainnya bisa bergabung.

Ki-Ka nama peran: ANDIE, SANTI,MAYA, JUNA saat uji coba panggung drama musikal bertajuk 11 Questions

Jessie menulis kisah ini pada tahun 2019 yang lalu. Selama empat bulan lamanya, Jessie melakukan riset, interview, literasi hingga penulisan. “Saya terinspirasi dari SE:RASA COLLECTIVE, proyek dari Bahar Adhyaksa. Tentang bagaimana masyarakat menanggapi teman disabilitas. Saya jadi berpikir, jadi sebenarnya apa itu normal? Lalu apa itu berbeda? Apa itu menjadi eksklusif dan apa itu menjadi inklusif?” rinci Jessie.

Kisah dalam “11 Questions” bergulir ketika seorang mahasiswi senior bernama Maya menerima project photostory dan berkolaborasi dengan teman kuliahnya. Project yang semula ia gunakan untuk lulus dengan gelar kehormatan ternyata adalah sebuah persimpangan jalannya bertemu dengan anak-anak difabel yang belakangan akan mengubah pandangannya tentang banyak hal, termasuk betapa nilai-nilai akademis yang sempurna ternyata bukan segala-galanya dalam hidup.

Mereka telah melakukan persiapan sejak Agustus 2022 yang lalu. Baik itu persiapan membaca naskah, menari, menyiapkan pakaian, properti dan lain-lain. Semangat dan energi yang cukup panjang telah disalurkan dalam 11 Questions oleh para mahasiswa dan alumni. Latihan tanpa kenal lelah, mulai hanya dua jam berlanjut tiga jam hingga enam jam lamanya setiap minggunya di sela-sela kesibukan lainnya. Disutradarai langsung oleh Stefany Irawan, S.S., M.A., yang juga seorang dosen English for Creative Industry Program di PCU.

Shintia yg berperan sebagai Ms. Christine (berdiri) saat berdialog bersama Olivia yg berperan sebagai Maya (duduk)

Tidak hanya itu, ternyata pertunjukan musikal yang digelar dua kali (13.00-15.00 dan 19.00-21.00) dalam sehari ini juga merupakan bagian dari perayaan 100 tahun United Board, sebuah organisasi nirlaba yang berpusat di New York yang mendukung perguruan tinggi-perguruan tinggi Kristen di Asia.

Sekilas tentang Petra Christian University (PCU), sebuah universitas swasta yang berdiri sejak tahun 1961 bertempat di Surabaya, Indonesia. PCU memiliki fakultas-fakultas yang terkemuka di bidang pendidikan, teknologi, konstruksi, bisnis, dan industri kreatif. (Ajeng Dyah)

Editor: Freddy Mutiara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *