Agar Lebih Mandiri, KKI Sidoarjo Bekali Anggotanya dengan Keterampilan
SIDOARJO-KEMPALAN: Menggelar pelatihan salah satu cara dari pengurus Komunitas Kain dan Kebaya Indonesia (KKI) agar anggotanya memiliki keterampilan. Harapannya, dengan keterampilan yang dimiliki, anggota KKI yang seluruhnya perempuan tersebut bisa lebih mandiri bahkan dapat menciptakan lapangan kerja.
Seperti dilakukan pengurus KKI Sidoarjo yang menggelar pelatihan membuat sandal di Pendopo Museum Mpu Tantular, Sabtu (14/1/2023).
Sebanyak 45 peserta dengan semangat mengikuti pelatihan tersebut. Pesertanya pun bukan hanya dari Sidoarjo. Ada juga yang datang dari Surabaya, Gresik dan Mojokerto.
Mereka dengan telaten membuat pola, menggunting dan mengelem bahan-bahan yang disediakan untuk dibentuk menjadi sandal.

“Pelatihan ini sesuai dengan visi KKI memberdayakan perempuan Indonesia. Misinya juga kan meningkatkan ekonomi kreatif,” ujar Ketua KKI DPC Sidoarjo Izzatul Aini Minhadj.
Menurut Yuk Aini, panggilannya di komunitas KKI, acara ini berawal dari keluhan dari ibu-ibu. Kemarin (saat pandemi) banyak korban PHK, sehingga mereka di rumah saja. Nah, dengan pelatihan membuat sandal ini, mereka bisa mandiri dan menjual sendiri. Karena membuatnya simpel dan biayanya pun tidak mahal,” kata dokter gigi spesialis Periodonsia ini.
“Hasil produksinya bisa dijual lewat online atau mereka menawarkan ke tetangga-tetangga, bisa juga untuk suvenir. Nanti KKI juga menampung produk mereka untuk membantu memasarkan,” kata ibu dua anak ini.
Dari pengamatan media ini, peserta pelatihan tidak hanya diikuti para anggota. Pengurus inti KKI juga antusias mengikutinya. Terlihat Humas KKI Christine Wu. Ada Tri Retno Utami, Bendahara KKI yang juga Wakil Direktur RS Bhayangkara Pusdik Porong. Bahkan, hadir juga Ana Susanti owner Klinik Medika Utama.

Yang menarik semua peserta tampil cantik dengan memakai kebaya. Dengan berbusana warisan budaya bangsa itu, suasananya pun makin cerah. Keren!
Saat mengikuti pelatihan, mereka dibimbing oleh Wiyono, UMKM yang sudah berpengalaman selama 33 tahun membuat sandal. Dari penilaian Wiyono, para peserta cukup mudah mengerjakan. “Paling lama setengah jam sudah jadi. Hanya belum rapi. Maklum baru pertama kali,” ujarnya.
“KKI dan Wiyono itu sudah MoU. Jadi setelah ini kami akan menggelar pelatihan lagi disini. Mungkin pelatihan membuat tas dan bros,” Aini menambahkan.
Menurutnya, pelatihan tersebut akan terus digelar agar keterampilan anggotanya terus meningkat.
“Kita ini orang Sidoarjo. Jadi harus mengangkat potensi apa yang ada di Sidoarjo,” imbuhnya.
Ditambahkan Aini, saat ini ada 1.500 anggota KKI yang tersebar di 40 kota dari 5 provinsi di tanah air. Dia mengharapkan, pelatihan-pelatihan serupa bisa dilaksanakan di kota-kota tersebut. (*)
