Muchachos

waktu baca 6 menit
Foto: FIFA.com

KEMPALAN: DI Argentina saya lahir, tanah Diego dan Lionel
Tentang anak-anak Falklands, yang tidak akan pernah saya lupakan
Saya tidak bisa menjelaskannya kepada Anda,
karena Anda tidak akan mengerti Final kami kalah,
berapa tahun saya menangis
Tapi itu sudah selesai karena di Maracana Final dengan Brasil,
Ayah menang lagi Anak laki-laki, sekarang kita memiliki harapan lagi
Saya ingin memenangkan yang ketiga,
saya ingin menjadi juara dunia
Dan Diego, di langit kita bisa melihatnya, dengan Don Diego dan La Tota
Mendukung Lionel, untuk menjadi juara lagi.

Syair lagu ‘’Muchachos’’ itu menggema menggetarkan Stadion Lusail, Minggu malam (18/12) setelah Argentina memastikan diri menjadi juara dunia melalui pertandingan menegangkan melawan Prancis. Skor 3-3 sampai akhir babak perpanjangan akhirnya diselesaikan melalui adu penalti.

BACA JUGA: Muchachos

Lagu itu berkumandang di berbagai penjuru Qatar dan menjalar sampai ke Argentina, menenggelamkan emosi dan kegembiraan yang meledak tak tertahankan. Pendukung Argentina di stadion Lusail sejak awal sudah mengalahkan jumlah pendukung Prancis. Ketika kemenangan tercapai, stadion bergemuruh dan bergetar.

Lagu itu memuja Diego Mardona dan Lionel Messi. Syairnya menyebut Don Diego menyaksikan dari langit, “menyemangati Lionel, dan menjadi juara lagi, dan menjadi juara lagi”. Muchachos menjadi lagu paling populer di Argentina, menjadi semacam lagu kebangsaan di stadion setiap kali Argentina bermain. Selama 30 tahun Argentina tenggelam karena gagal menjadi juara dunia. “Kawan-kawan, kita punya harapan lagi’’. Begitu penggalan lagu itu.

Luka selama lebih dari tiga dekade hilang dalam sekejap ketika skuad Lionel Scaloni, yang dipimpin oleh Messi, merayakan kemenangan Piala Dunia mereka yang ketiga, setelah 1978 dan 1986, di babak final keenam mereka.

Turnamen dimulai dengan kejutan bagi Argentina. “Di mana Messi? Di mana Messi?” tanya para suporter Arab Saudi setelah kemenangan tak terduga tim mereka dengan skor 2-1 di pertandingan perdana babak grup.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *