Pelatih Maroko: Perebutan Tempat Ketiga adalah Laga Terburuk

waktu baca 2 menit
Pelatih Maroko, Walid Regragui (*)

QATAR-KEMPALAN: Pelatih Maroko, Walid Regragui, merasa bahwa laga perebutan peringkat ketiga Piala Dunia adalah pertandingan terburuk yang harus dijalani karena dirinya masih kecewa Maroko gagal ke final.

Maroko akan menghadapi Kroasia di laga perebutan peringkat ketiga Piala Dunia 2022. Kedua negara akan saling berhadapan di Khalifa International Stadium, pada Sabtu (17/12) malam WIB.

Kedua tim akan saling berhadapan karena sama-sama gagal melaju ke babak final. Singa Atlas gagal usai dikalahkan 0-2 oleh Prancis di semifinal. Sementara, Kroasia dibantai Argentina 0-3 di laga semifinal.

Pelatih Maroko, Walid Regragui mengaku tak terlalu antusias menyambut laga perebutan tempat ketiga ini. Meski berhasil menorehkan rekor baru sebagai negatif Afrika pertama yang lolos ke semifinal Piala Dunia, Regragui tampak masih kecewa karena anak asuhnya gagal melaju ke final.

Regragui menyebut bahwa duel perebutan tempat ketiga adalah laga paling buruk yang harus dia mainkan. Meski berpengaruh terhadap ranking FIFA, namun pelatih berusia 47 tahun itu merasa kemenangan atas Kroasia nanti seakan tak bernilai.

Maroko saat ini berada di peringkat ke-22 pada Ranking FIFA. Sementara negara Afrika dengan peringkat terbaik di FIFA saat ini adalah Senegal yang berada di posisi ke-18

“Saya rasa ini adalah laga terburuk yang harus kami mainkan. Jelas, kami ingin hal-hal menjadi berbeda. Kami ingin berada di final yang sebenarnya, tetapi ada tempat ketiga untuk diperebutkan. Kami ingin berada di podium.” ujar Regragui, dikutip dari ESPN.

“Kami ingin menjadi sepositif mungkin untuk pendukung kami. Ya, finis ketiga akan bagus untuk citra kami, kami akan berada di podium. Tapi tahukah Anda? Bahkan jika kami memenangkan pertandingan besok, kami tidak akan berada di final dan kami tidak akan memenangkan Piala Dunia.” tambah pelatih berusia 47 tahun itu.

“Ya kami sedang memikirkan peringkat FIFA kami tetapi ini cukup sulit bagi kami dan juga bagi Anda, saya kira sebagai jurnalis karena ini bukan pertandingan yang penting, jujur saja? Kami ingin berada di final pada hari Minggu, bukan besok.” tutup pelatih kepala Maroko itu.

(*) Edwin Fatahuddin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *