Puisi-Puisi Minggu Ini
M I M P I
* kris maryono
akhir tahun boleh mimpi apa saja, jangkaulah nanti pada putaran baru. meski banyak bencana di ujung waktu, impian tak boleh berhenti. esok hari tahun berganti harus kian bersemi. semai pohon sastra puisi kian bertumbuh lagi.
tak ada kata menyerah, langkah mimpi harus kian gagah. literasi tak harus berhenti, meski hanya baca puisi dari hari ke hari. virus sastra puisi ditebar ke mana-mana, jangan tunda. tahun baru telah di depan mata, sejuta rencana itu haruslah terlaksana.
sekarang mimpi, di esok hari akan terjangkau itu pasti. tetap hati adalah kunci. percayalah!
Mojokerto, 11/12/2022 (04.15)
*
Aming Aminoedhin
SASTRA JAWA
konon sastra jawa terpinggirkan, benarkah?
itu hanya asumsi, bukan hal pasti. tak benar
berita itu beredar. sebab lapak-lapak maya
banyak bicara sastra jawa. majalah bahasa jawa
kertas masih berjaya, sedang yang digital
juga ada. tetap memuat karya
sastra jawa. tetap bernas.
sastra jawa tak pernah kalah, jagat maya
tetap dirambah. bedah buku sastra jawa juga
lewat dunia maya. langkah dan jangkah
sastra jawa itu terbukti lampaui zaman.
tak percaya? baca sastra ranggawarsita.
jangan percaya kata konon, asumsi yang
tak pasti. sastra jawa belum juga mati.
kian merambah semua lini.
Mojokerto, 12/12/2021 (00.37)
*
Junaidi Haes
ZIARAH MALAM
Bulan jatuh ke telaga hati
angin menyurukkan wajah ke ketiak sunyi
sunyi masih menyelam ke dalam dasar malam
melukis diri goresan luka yang terbenam
aku dalam gumam
Ngawi, 02-08-2020
*
Junaidi Haes
DI ATAS JEMBATAN LAYANG
Berdiri di atas jembatan layang
lelaki menjaring bayang
lewat semburat merah mentari
yang jatuh dalam genangan
jalan panjang di bawah tampak lengang
kita sedang perang
kemanakah para petarung sembunyikan pedang
dan petualang tak henti berdendang
mereka tak pernah tahu musuh sembunyi
ke liang-liang setiap pikiran kosong
tersesat di balik rambu larangan
Berdiri di atas jembatan layang
meramal pagi dalam cuaca terang
penjaga gerbang tak lena meski luang
seperti gunung senantiasa tegak menjulang
mencatat setiap kebimbangan
adakah pejalan yang menyelinap
mengantarkan lawan menguasai medan
Berdiri di atas jembatan layang
lelaki menjaring bayang
perang kan usai sebelum siang
tengadahkan tangan
sambutlah sepoi angin kasih sayang
membelai lembut perlahan tubuh kita
yang tak henti berjuang.
Ngawi, 14-05-2020
*
S. Tejokusumo Warok
KESAKSIAN GIGIR KARANG
Melintasi jarak hanyalah cara kita
untuk lari dari kesepakatan duka denting jiwa.
Gumuk waktu telah kumpulkan benci
dengan senyum. Sementara, berai pasir
yang kaulukis daun waru hanyalah pura-pura.
Kau berjalan kecil melukis cinta dengan
ludahmu. Menghapus duka dengan lidahmu.
Begitu berarti ludah dan lidahmu bagi pasir, tapi
bukan pun aku. Aku telah melupakannya
dengan debur ombak, desir laut, untuk
membuangnya di kaki pohon itu. Mengamininya
dengan gugur daun karena kemarau yang kau cipta.
Senja mencatatnya menjadi gigir karang.
Mataram, 2017