Kaesang Krama

waktu baca 5 menit
Foto: Istimewa

KEMPALAN: DALAM  kisah pewayangan banyak episode mengenai perkawinan para ksatria yang dibumbui dengan persaingan cinta yang kemudian berujung pada perang antar-saudara. Salah satu kisah yang sering dimainkan dalam pertunjukan wayang kulit adalah kisah perkawinan Gatutkaca dengan Dewi Pregiwa, yang diwarnai konflik dan perang antara Kurawa melawan Pandawa.

Alkisah, Gatutkaca jatuh cinta kepada Dewi Pregiwa anak perempuan Arjuna, ksatria penengah Pandawa, yang tidak lain ialah paman Gatutkaca sendiri. Ayah Gatutkaca, Werkudara ialah Pandawa nomor dua yang berarti kakak kandung langsung Arjuna. Pandawa pertama ialah Puntadewa yang sekaligus menjadi raja utama, dan dua adik bungsu Nakula-Sadewa yang kembar.

Pandawa memimpin kerajaan Amarta yang bermusuhan dengan kerajaan Astina, yang dipimpin oleh Prabu Duryudana bersama 99 saudara lainnya. Kedua kerajaan itu berasal dari kakek yang sama, tetapi selalu bermusuhan. Dua kerajaan itu diramalkan bakal terlibat dalam pertempuran besar yang dahsyat dan mengerikan yang disebut sebagai Baratayuda.

Kisah Gatutkaca Krama atau Gatutkaca Menikah, adalah bagian dari konflik panjang kedua kerajaan. Arjuna setuju Pregiwa menikah dengan Gatutkaca. Lamaran sudah diterima dan hari pernikahan sudah ditetapkan. Tetapi, diam-diam Raden Lesmana Mandrakumara, putra Prabu Duryudana dari Astina juga menyintai Pregiwa dan ingin menikahinya.

Lesamana menangis meminta ayahnya untuk melamar Pregiwa. Duryudana kemudian meminta kepada Pendeta Durna untuk memisahkan Gatutkaca dari Pregiwa. Durna adalah guru yang sangat dihormati oleh Arjuna, dan sang murid selalu menuruti perintah gurunya. Tetapi, Durna tidak mau memisahkan sepasang kekasih yang saling jatuh cinta dan sudah siap menikah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *