Dikritik karena Joget, Pelatih Brazil Bela Pemainnya
QATAR-KEMPALAN: Pelatih Brazil, Tite memberi pembelaan kepada para pemainnya yang dikritik karena melakukan aksi selebrasi joget (menari).
Brazil berhasil lolos ke babak perempatfinal Piala Dunia 2022 usai sukses menekuk Korea Selatan dengan skor telak 4-1.
Dalam laga tersebut, para pemain Brasil merayakan setiap gol yang bersarang dengan tarian. Pada gol ketiga yang dicetak Richarlison, pelatih tim Tite bahkan ikut menari dengan anak-anak asuhnya di pinggir lapangan.
Aksi joget Brazil tersebut mendapat kritik dari beberapa pundit sepakbola. Salah satunya adalah pundit asal Inggris Roy Keane.
Keane mengungkapkan ketidaksukaannya kepada perayaan gol Brasil. Mantan pemain Manchester United itu menilai bahwa selebrasi joget Brasil merendahkan lawan. Keane juga makin geram ketika Tite ikut-ikutan joget bersama Vinicius Junior cs.
“Ya, saya tidak suka itu. Eni (Aluko) sudah bicara soal budaya dan itu memang cara mereka, tapi saya kira ini sangat tidak menghormati lawan.” kata Keane.
BACA JUGA: Jadwal dan Bagan Babak Perempatfinal Piala Dunia 2022
“Skornya 4-0 dan mereka melakukannya setiap saat. Saya tidak keberatan dengan tarian kecil yang pertama atau apa pun yang mereka lakukan. Namun, yang berikutnya, dan kemudian pelatih juga ikut-ikutan!” tambahnya.
“Saya tidak senang. Saya kira itu tak bagus. Tidak menghormati.” kata legenda Manchester United itu.
Kritik Roy Keane ini kemudian dibalas oleh pelatih Brazil Tite. Pelatih berusia 61 tahun itu menilai bahwa apa yang dilakukan para pemainnya hanyalah simbol perayaan, bukan untuk merendahkan lawan.
“Saya harus berhati-hati karena selalu ada orang-orang kasar yang mengatakan itu tidak sopan. Ini adalah demonstrasi kegembiraan, sebuah perayaan.” ucap Tite, dikutip dari The Sun.
Pernyataan Tite didukung penuh gelandang Brasil, Lucas Paqueta. Dia menyebut joget para pemain tidak dimaksudkan untuk merendahkan lawan.
“Tarian adalah representasi dari kegembiraan kami setelah mencetak gol. Kami tidak melakukannya untuk merendahkan siapa pun, kami tidak berjoget di depan lawan kok.” kata Paqueta.
“Kami semua berkumpul untuk merayakannya. Jika mereka tidak menyukainya, maka tak ada lagi yang bisa dikatakan.” tambahnya.
(*) Edwin Fatahuddin