Direksi Juventus Mundur Massal, Ini Surat Pamitan Agnelli
TURIN-KEMPALAN: Di tengah kehebohan Piala Dunia 2022 yang sudah memasuki fase-fase penentuan tim yang lolos ke babak 16 Besar, klub raksasa Italia Juventus juga membuat kehebohan pada Selasa dini hari WIB (29/11).
Itu setelah Juve ditinggal mundur para petingginya. Bukan hanya Presiden Juventus Andrea Agnelli yang mengundurkan diri dari jabatannya, demikian pula Wakil Presiden Pavel Nedved dan Direktur Pelaksana Maurizio Arrivabene.
Keputusan mundur tersebut diambil setelah kongres luar biasa yang digelar pada Senin malam waktu setempat. Agnelli yang memimpin Juve sejak 2010 itu pun menuliskan kata-kata perpisahannya kepada Juventini (sebutan pendukung Juve).
’’Dear all,
Bermain untuk Juve, bekerja untuk Juve, hanya satu tujuanku: untuk menang. Siapapun yang punya hak istimewa mengenakan jersey hitam putih tentu mengetahuinya. Siapapun yang bekerja dalam tim tahu bahwa kerja keras mengalahkan bakat jika bakat itu tidak bekerja keras. Juve salah satu klub terbesar di dunia, dan siapapun yang bekerja atau bermain di sanan tahu bahwa hasilnya adalah kerja keras seluruh anggota tim.
Kami terbiasa menang dengan sejarah dan DNA. Sejak 2010 kami menghormati sejarah kami yang luar biasa. Stadion, scudetto sembilan musim beruntun, J-Medical, scudetto tim wanita lima musim berturut-turut, deal dengan Volkswagen, final di Berlin dan Cardiff yang jadi penyesalan kami, kesepakatan dengan Adidas, Next Gen Italian Cup, klub pertama yang mewakili klub di Komite Eksekutif UEFA, J-Museum, dan masih banyak lagi.
Setiap jam, siang, malam, setiap bulan, setiap musim dengan tujuan selalu membaik. Masing-masing di antara kami bisa mengingat momen-momen sebelum memasuki lapangan, keluar dari ruang ganti, lalu belok kananm sekitar 20 langkah menuruni tanjakan dengan jeruji di tengahnya, sepuluh langkah yang menanjak lagi dan Anda sudah di sana: el miedo escencio.
Anda memasuki tempat yang mungkin tidak terjadi di Bernabeu, Old Trafford, Allianz Arena, Westfalen, San Siro, Giorgios Karaiskakis, Celtic Park, Camp Nou, ke mana pun kami pergi saat kami solid, kami tidak takut.
Saat tim tidak kompak, tim lawan yang akan mencuri, dan ini bisa berakibat fatal. Anda harus jernih dan menahan kerusakan. Kita sedang menghadapi saat-saat sulit dari sudut pandang perusahaan dan sudut pandang kekompakan yang gagal. Lebih baik membiarkan semua orang bersama, memberi kemungkinan formasi baru.
Kesadaran kita akan jadi tantangan mereka, yaitu menghidupkan sejarah Juve.
Saya akan terus membayangkan dan bekerja untuk sepak bola lebih baik, didukung kata-kata Firedrich Nietzsche: Dan mereka yang terlihat menari dianggap gika oleh mereka yang tidak bisa mendengarkan musik.
Ingat, kita akan mengenali satu sama lain secara sekilas. Kita adalah orang-orang Juve.
Sampai akhir,’’ tulis Agnelli dalam surat terbukanya. (Yunita Mega Pratiwi)