Jangan ’’Hit and Run’’

waktu baca 3 menit
Foto: Joko Intarto

Belajar Program CSR dari PT Pupuk Kujang

Tidak ada keberhasilan instan. Semua butuh proses. Bisa berat. Bisa ringan. Begitu pun dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. Tidak boleh ‘’hit and run’’.

***

PERLU waktu lima tahun bagi PT Pupuk Kujang untuk mendampingi warga desa Sarireja, Subang, dalam bertransformasi dari pertanian tradisonal menjadi pertanian terintegrasi yang modern. Tahun 2023, program CSR (corporate social responsibility) perusahaan plat merah berjuluk Kampung Nanasku itu baru akan memasuki ‘’exit phase’’.

‘’Exit’’ dalam pemberdayaan bukan berarti ‘’keluar’’. ‘’Exit’’ di sini bermakna mengurangi peran fasilitator secara gradual karena masyarakatnya sudah bisa menjalankan program secara mandiri. Memang harus seperti itu. Peran fasilitator dari waktu ke waktu harus dikurangi agar bisa memunculkan fasilitator lokal.

BACA JUGA: Belajar Program CSR dari PT Pupuk Kujang

Dalam proses pemberdayaan, ada dua penyebab ‘’exit phase’’. Pertama, karena programnya gagal total. Kedua, karena programnya sukses. Kampung Nanasku akan memasuki ‘’exit phase’’ karena sebab kedua: Berhasil.

Tanda-tanda keberhasilan program Kampung Nanasku memang sudah terlihat. Bahkan dengan kasat mata. Kehadiran pimpinan Bank Mandiri Cabang Subang ke desa Sidareja untuk menawarkan program pembiayaan pupuk adalah salah satunya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *