Djadi Galajapo Dukung Antologi Puisi Humor ’’Kugapai Bulan Kudapat Katak’’

waktu baca 2 menit
H.M Djadi Galajapo

SURABAYA-KEMPALAN: Ada kelompok Warumas untuk mewadahi wartawan usia emas yang masih aktif berkarya melalui seni, budaya, dan puisi. Kelompok ini didirikan oleh wartawan-wartawan senior Jawa Timur yang juga berkiprah sebagai penyair dan seniman. Berikutnya akan muncul kelompok ‘’Pelumas’’, pelawak lucu usia emas, dimotori oleh komedian senior H.M Djadi Galajapo.

Sebagaimana Warumas yang sudah menerbitkan antologi puisi ‘’Kucinta Negeri Kutulis Puisi’’, Pelumas akan meluncurkan buku Antologi Puisi Humor Pelumas ‘’Kugapai Bulan Kudapat Katak’’. “Saya menyambut gembira rencana penerbitan Buku Antologi Puisi Humor Pelumas (Pelawak Lucu Usia Emas) semoga terwujud,” ujar ujar Djadi Galajapo yang memakai nama lengkap H.M Djadi Galajapo Muhammad Cheng Ho.

Djadi menyatakan dukungan sepenuhnya ketika dikonfirmasi terkait program penerbitan antologi puisi yang melibatkan insan-insan pelaku humor itu. Menurut Cak Djadi Galajapo, jika terwujud Buku Puisi Humor Pelumas ini, selain akan melengkapi koleksi buku humor juga mendukung peningkatan literasi di kalangan masyarakat.

BACA JUGA: Duet Wartawan-Penyair Amang Mawardi dan Toto Sonata Tetap Aktif Berkarya

“Saya optimis bakal menjadi buku menarik dan layak dibaca, karena jika membaca pasti akan tersenyum dan tertawa,’’ kata Cak Djadi yang aktif menerbitkan buku -buku terkait profesinya.

“Buku saya yang pertama Pelawak atau Penuntun Laku di Setiap Waktu, dan yang paling baru buku mengenai Tasawuf,’’ imbuhnya penuh semangat.

Bagaimana potensi seniman lawak untuk membuat puisi humor? Menurut Cak Djadi Galajapo, secara lisan para pelawak memiliki potensi besar membuat puisi humor. “Hanya tata tulisnya perlu dibantu dan diarahkan, tapi materi mereka kaya,” tandasnya penuh semangat.

BACA JUGA: Antologi Puisi Warumas: Dari Malsalis hingga Kucinta Negeri Kutulis Puisi

Makna Apa yang ada dalam antologi puisi Kugapai Bulan Kudapat Katak? Menurut Djadi, tema yang dipilih memiliki nilai filosofi dan makna yang mendalam. “Kongkretnya, capailah sesuatu sesuai kemampuan. Logikanya tak mungkin gapai bulan kecuali menjadi astronot. Tapi itu pengecualian. Kalau menjadi katak ya pasti bisa hahaha,” jelas Cak Djadi yang juga dikenal sebagai MC hiburan terkemuka di Jawa Timur.

Prospek seni lawak di era sekarang dikatakan penuh tantangan dan harus mampu mengusaì teknologi jika mau maju secara totalitas. Antalogi puisi pelawak ini diharapkan bisa memperkaya kreatifitas insan komedi di Jawa Timur. (kris mariyono/warumas)

Editor: DAD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *