Doa Lintas Agama Hari Pahlawan Kyai Muchtar Mu’thi Ingatkan Kembalilah ke Jati Diri Bangsa

waktu baca 2 menit
Kyai Muchtar Mu'thi (tengah, berpeci) dalam acara doa bersama dalam rangka hari pahlawan

SURABAYA-KEMPALAN: Dalam rangka tasyakuran Hari Pahlawan, Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia (PCTA-I) menggelar doa bersama lintas agama di Balai Pemuda (Alun alun Surabaya) Rabu (9/11), sekaligus juga mendoakan agar event dunia KTT G-20 yang akan diadakan di Bali tanggal 15-16 November 2022 berjalan dengan aman dan sukses.

Hadir para pemuka agama, antara lain Romo Kyai Moch Muchar Mu’thi (Islam), Romo Banthe Nyana Sila (Buddha), Romo Pinandita Salam Raharjo (Hindu), Romo Wismu Sugiman (Katolik), Eyang Jati Kusumo (Budayawan dan Tokoh Nasional), Pendeta Simanungkalit (Protestan), Ki Purbo (Penghayat Kepercayaan) dan Pendeta Isa Rachmadi (Protestan).

Dalam sambutannya, pemrakarsa PCTA-I, Kyai Moch Muchtar Mu’thi yang juga Mursyid Thoriqoh Siddiqiyyah mengatakan bahwa kita harus kembali ke jati diri bangsa Indonesia. Di bawah ini pokok sambutan Yai Muchtar yang perlu untuk disimak bersama:

Bahaya terbesar yang mengancam Indonesia, bukanlah bahaya gunung meletus, tanah longsor, stunami, akan tetapi bahaya terbesar adalah terkikisnya jati diri Bangsa Indonesia.
Jati diri itu Ghoib,tidak bisa ditangkap oleh panca Indra dhohir, tetapi bisa dilihat dari penampakan ya dengan berbagai macam. Sumpah Pemuda,adalah penampakan jati diri Bangsa Indonesia, Lagu Indonesia Raya adalah penampakan jati diri Bangsa Indonesia.

Proklamasi kemerdekaan Rakyat Indonesia, UUD 45 alenia 3, itu juga penampakan jati diri Bangsa Indonesia. Berdirinya NKRI juga penampakan jati diri Bangsa Indonesia. Hari Pahlawan tanggal 10 November di dunia hanya ada satu-satunya.itu juga penampakan jati diri Bangsa Indonesia.

Bunyi Proklamasi “Proklamasi / Kami Bangsa Indonesia / Dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia..”

Dengan kalimat tersebut robohlah penjajah selama 434 th dimulai semenjak kedatangan Portugis.

Dilanjutkan kalimat “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dilaksanakan dalam waktu yang singkat dan sesingkat -singkatnya”

Kurang dari 15 detik berdiri NKRI, waktu yang singkat dan sesingkat-singkatnya. Bagaimana tidak menakjubkan hanya dengan waktu yang singkat dan sesingkat-singkatnya.

Seperti Sumpah Jati Diri Bangsa Indonesia

Semoga yang sudah meninggalkan jati diri bangsa agar segera kembali, jika tidak segera kembali yang ada hanya topeng-topeng dan rekayasa. Kembalilah ke jatidiri bangsa, jangan terkecoh dengan kepentingan diri sendiri dan golongan. (sas)

Editor: DAD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *