Bagnaia Ikuti Jejak Sang Guru Juarai MotoGP
VALENCIA-KEMPALAN: Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Minggu malam (6/11) jadi saksi sejarah manis di dalam dunia balapan MotoGP. Terutama bagi pembalap-pembalap berkebangsaan Italia. Itu terkait dari sukses Francesco Bagnaia memenangi MotoGP musim ini.
Pecco (julukan Bagnaia) mampu memastikan gelar juara dunia pertamanya itu walaupun hanya finis di posisi kesembilan. Atau lima baris di belakang pembalap juara dunia 2021 yang juga rival terdekatnya di dalam perburuan gelar juara musim ini, Fabio Quartararo dari tim Monster Energy Yamaha.
BACA JUGA: Valencia Panggung Penentu Quartararo-Bagnaia
Dengan tambahan tujuh poin tersebut sudah cukup membawa Bagnaia memenangi juara dunia. Dia pun bisa unggul 17 angka di atas El Diablo (julukan Quartararo). Sukses Bagnaia itu sekaligus mengikuti jejak sang guru, Valentino Rossi.
Spesialnya, setelah Rossi memenangi gelar juara dunia MotoGP pada musim 2009, belum ada lagi sosok-sosok pembalap Italiano yang mampu mengulangi pencapaian Rossi tersebut. The Doctor (julukannya) pun tidak mampu mengulangi suksesnya bersama Yamaha kala itu.
Bagnaia jadi pembalap Italiano pertama sejak 2009 yang mampu menyabet gelar juara dunia MotoGP di musim ini. ’’Kami benar-benar bangga dan gembira dengan pekerjaan hebat yang sudah kami lakukan ini,’’ kata Bagnaia dalam laman resmi Ducati.
BACA JUGA: Kudeta Quartararo, Bagnaia Bisa Juara di Malaysia
’’Setelah seri Jerman (Sachsenring, 19 Juni 2022), kami sudah mendapati diri kami sendiri tertinggal 91 poin dari posisi puncak. Tetapi, kami mampu menemukan motivasi yang tepat untuk comeback dan bisa memenangi gelar juara di Valencia,’’ sambung pembalap yang berusia 25 tahun itu.
Perjalanannya memburu posisi puncak yang sempat dikuasai Quartararo itu pun sama sulitnya dengan di saat harus memastikan gelar juara dunia di Valencia itu. ’’Bahkan saya sampai kehilangan sayap motor yang saya tumpangi, dan dari situ saya banyak menemui kesulitan. Tetapi saya benar-benar bangga dan gembira dengan hasil tersebut,’’ tutur Bagnaia.
Bukan hanya Bagnaia yang merayakan keberhasilannya mengikuti jejak sang guru. Ducati pun mendapat banyak hasil positif tidak hanya menyudahi penantian 15 tahun jadi juara dunia MotoGP. Ducati Lenovo Team pada musim ini pun mendapatkan gelar terbaik di tiga aspek sekaligus. Yaitu pembalap terbaik, konstruktor terbaik, dan juga tim terbaik. (Yunita Mega Pratiwi)