Soal Pengganti Iwan Bule, Jenderal Dudung Dinilai Layak
JAKARTA-KEMPALAN: PSSI dipastikan akan segera berganti ketua umum pada gelaran Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang direncanakan berlangsung pada Maret 2023.
Meski masih akan berlangsung lima bulan lagi, namun sejumlah nama telah muncul dan diisukan akan menjadi pengganti Iwan Bule sebagai ketua baru PSSI.
Dari sejumlah nama itu, Jenderal Dudung Abdurachman menjadi calon kuat yang berpeluang menjadi Ketua Umum baru PSSI.
Salah satu dukungan untuk Jenderal Dudung datang dari Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (Sudra), Fadli Harahap.
Fadli menilai sosok Jenderal Dudung layak menjadi Ketua Umum PSSI karena Ketum PSSI berikutnya haruslah orang yang tegas dalam menerapkan aturan, serta disiplin dan tidak pandang bulu.
“Layak-layak saja dan harus fokus lebih bagus. Karena Indonesia akan dihadapkan dengan banyak event nasional dan internasional kedepannya.” ucap Fadli Harahap.
“Apalagi beberapa tahun terakhir, PSSI kerap disorot bukan karena prestasi tetapi seringnya gonta-ganti Ketua Umum yang akhirnya berdampak pada persepakbolaan Tanah Air.” tambah Fadli.
BACA JUGA: Tim Gabungan Aremania Desak Polda Ulangi Rekonstruksi Tragedi Kanjuruhan
“Siapapun yang melanggar harus disanksi tegas. Sehingga keamanan dan kenyamanan masyarakat baik di dalam dan luar stadion terjaga.” kata Fadli Harahap.
“Tentunya dengan digelarnya KLB akan menghasilkan pemimpin yang mengerti dan paham aspirasi itu. Jangan tiap tahun ganti Ketua Umum PSSI.” tambah Direktur Sudra itu.
Jenderal Dudung Abdurachman juga mendapat dukungan dari anggota Komisi X DPR RI, Sodik Mudjahid.
Menurut Sodik Jenderal Dudung cocok menjadi Ketua PSSI karena memiliki latar belakang TNI yang mempunyai budaya diklat sistematis, terukur dan berprestasi serta mempunyai budaya kompetisi yang sehat dan fair.
Sodik juga berpendapat bahwa Jenderal Dudung dapat melakukan reformasi manajemen PSSI sesuai standar FIFA, dan meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia.
Tak hanya itu, Sodik juga berharap Dudung dapat menjadikan sepak bola sebagai salah satu elemen untuk meningkatkan persatuan bangsa bukan sebaliknya menjadi bibit perpecahan dan konflik.
(*) Edwin Fatahuddin