Eri Cahyadi: Sistem Antrean Layanan Kesehatan di Puskesmas Harus Dibenahi!

waktu baca 2 menit
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat sidak layanan kesehatan di Puskesmas Gayungan, Kamis (3/11).

SURABAYA-KEMPALAN: Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengecek langsung pelayanan kesehatan di sejumlah puskesmas di Kota Surabaya. Kali ini, Eri Cahyadi mengecek pelayanan di Puskesmas Sidotopo dan Gayungan. Bagi dia, pelayanan kesehatan itu bisa optimal kalau tenaga kesehatan, petugas, dan sistem berjalan selaras.

Saat di lokasi, Eri Cahyadi langsung meminta pendapat warga mengenai pelayanan kesehatan di puskesmas. Banyak warga yang mengeluhkan antrean, tenaga kesehatan, dan sistem belum bisa berjalan optimal.

Karenanya, Cak Eri– sapaan akrabnya–, langsung memberikan instruksi dan evaluasi kepada Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina untuk segera membenahi sistem antrean di seluruh puskesmas di Surabaya.

“Berarti minimal harus ada tiga dokter. Poli Umum dua dokter dan satu dokter Poli Gizi, stay (berjaga) di Puskesmas. Saya tidak mau tahu, mulai hari ini di seluruh Puskesmas harus diubah,” kata Cak Eri, Kamis (3/11).

Ia meminta Kepala Dinkes Surabaya untuk segera menyempurnakan sistem secepat mungkin. Rujukan harus lebih cepat dan memudahkan masyarakat.

“Mulai sekarang, yang rapat-rapat Dinas Kesehatan tidak boleh digelar pada jam pelayanan. Rapat Dinas Kesehatan baru bisa digelar pada pukul 14.00 WIB ke atas. Saya juga minta Kepala Puskesmas untuk ikut memeriksa pasien, supaya tidak ada antrean,” tegasnya.

Di samping itu, Cak Eri juga meminta ruang tunggu puskesmas tidak seperti arena camping, karena lamanya waktu tunggu antrean. Ia juga mengakui bahwa ketika sidak pelayanan di puskesmas, masih ditemui warga yang antre dari pagi dan sampai siang belum dilayani.

“Semoga usaha berbenah untuk memperbaiki diri, bisa menyempurnakan pelayananan kesehatan di masyarakat. Ngapunten nggih (mohon maaf),” ujarnya.

Orang nomor satu di lingkungan Pemkot Surabaya ini juga meminta kepada seluruh tenaga kesehatan di tingkat puskesmas agar bersikap ramah kepada masyarakat.

“Layani warga dengan ramah, solutif, dan full senyum. Jangan sampai warga berangkat ke puskesmas karena diare, pulang ketambahan hipertensi gara-gara pelayanannya galak dan judes,” kata dia.

Ia juga meminta kepada Dinkes untuk memisahkan pelayanan KIA dengan pelayanan orang dewan atau pasien UMUM. Sebab, jika tidak dipisahkan bukan tidak mungkin anak yang sedang sakit akan semakin ketularan sakitnya orang dewasa.

“Jadi, tolong itu dipisahkan supaya tidak tambah sakit,” pungkasnya. (Dwi Arifin)

Editor: DAD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *