LFC Kalah di Anfield, Rekor Terburuk bagi Pemain Ini

waktu baca 2 menit
Bek tengah Liverpool FC Virgil van Dijk. (Foto: Liverpool Echo)

LIVERPOOL-KEMPALAN: Liverpool FC gagal meneruskan rekor kebangkitannya di Liga Primer Inggris. Di depan pendukungnya sendiri yang memadati tribun Anfield Stadium, Liverpool, Minggu dini hari (30/10), LFC dipecundangi tamunya Leeds United dengan skor tipis 1-2.

Padahal, Jordan Henderson dkk sempat menyamakan kedudukan pada menit ke-14 melalui gol dari Mo Salah pada menit ke-14. Sepuluh menit sebelumnya, bomber Leeds Rodrigo Moreno yang membungkam pendukung tuan rumah The Reds (julukan LFC).

BACA JUGA: Ini Mantan Pemain LFC yang Jadi Kunci Kemenangan Forest

Petaka bagi publik Anfield terjadi pada menit ke-89. Adalah bomber berkebangsaan Belanda Crysencio Summerville yang jadi penentu noda pertama skuad besutan Jurgen Klopp di Anfield musim ini tersebut dengan golnya.

Di antara para penggawa LFC yang bermain malam itu, bek tengah Virgil van Dijk yang paling terpukul di balik kekalahan tersebut. Sebab, bagi Van Dijk, ini jadi kali pertama dirinya menyaksikan LFC menelan kekalahan di Anfield.

Kali terakhir, LFC asuhan Klopp menelan kekalahan di kandangnya sendiri dalam Liga Primer Inggris adalah pada musim 2017—2018. Tepatnya ketika menelan kekalahan 1-2 atas Crystal Palace, 23 April 2017.

BACA JUGA: Ikuti Chelsea, Liverpool FC Terjungkal di Awal Fase Grup

Sementara itu, Van Dijk baru datang sebagai penggawa LFC dan menjalani laga pertamanya pada Januari 2018. Kekalahan kemarin jadi kekalahan pertamanya setelah menjalani 70 pertandingan di Anfield pada Liga Primer Inggris.

Semakin parah, Kloppo (sapaan akrab Klopp) pun menuding kekalahan ini karena penampilan buruk di lini belakang anak asuhnya. Termasuk di dalamnya adalah VvD (akronim nama Van Dijk). ’’Kami takkan bisa mengontrol pertandingan dengan pertahanan seperti ini,’’ sebut Klopp seperti dikutip dalam laman Daily Mail.

Berbicara kepada Sky Sports, Klopp menyebut tidak ada gunanya mencetak gol penyeimbang apabila di lini belakang tidak mampu bermain dengan kokoh. ’’Mencetak gol penyeimbang tetapi tidak memberi kami keamanan penuh pada lini belakang,’’ keluh Klopp.

’’Upaya kami berjuang mengendalikan permainan sulit dengan kecepatan yang mereka miliki di depan. Kami terlalu banyak membuang-buang bola. Kami membiarkan semuanya ini jadi terbuka,’’ sambung pelatih berkebangsaan Jerman tersebut. (Yunita Mega Pratiwi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *