Anies: Waduk Brigif untuk Kurangi Beban Air di Hilir

waktu baca 3 menit
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menandatangani prasasti Waduk Brigif, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis, 6/10/2022).

JAKARTA–KEMPALAN: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menuturkan pembangunan Waduk Brigif memiliki fungsi untuk mengendalikan banjir di wilayah Jakarta Selatan terutama di kawasan sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Krukut.

Ruang Limpah Sungai (RLS) atau Waduk Brigif dibangun di atas lahan seluas 10,05 hektare yang diperkirakan mampu menampung volume air lebih besar yakni sekitar 380 ribu meter kubik (m3).

“Kita merujuk kepada dua tempat itu dalam membangun ruang limpahan sungai Brigif,” kata Anies di Waduk Brigif, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis, 6 Oktober 2022.

Anies menjelaskan ruang limpahan sungai Brigif ini disiapkan untuk menampung debit air dari hulu guna mengurangi beban ke kawasan hilir. Selain itu, sungai berbasis alam (nature based solution) ini merupakan program naturalisasi yang mana menggunakan konsep kembali ke alam sebelum kawasan ini terjamah pembangunan.

Adapun ide solusi berbasis alam ini bisa mengurangi emisi gas karbon sampai dengan 39 persen dari pembangunan di DKI Jakarta yang selama ini ikut berkontribusi mencemarkan lingkungan.

Selain konsep berbasis alam, Anies juga merujuk kepada konsep pengendalian air program room for the river seperti di sungai Meuse dan Waal Belanda yakni menjadikannya sebagai ruang penampungan air.

Ruang limpahan sungai tak hanya di Brigif saja, konsep serupa ini nanti akan diteruskan di Lebak Bulus Jakarta Selatan dan Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Anies meminta ketiga konsep itu jangan sampai berakhir.

Tiga waduk ini untuk seluruh wilayah Jakarta. Dia berharap dengan adanya waduk dapat menampung air hujan lokal mau pun kiriman.

“Tiga ini jangan jadi yang terakhir, ini adalah tiga pertama untuk seluruh wilayah Jakarta. Mudah-mudahan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) juga bisa memanfaatkan pendekatan ini untuk tempat-tempat lain,” paparnya.

Sementara Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Yusmada Faizal mengungkapkan waduk Brigif dan Lebak Bulus didesain  agar mampu menahan luapan dari  Kali Salak dan Kali Grogol penyebab banjir di sejumlah kawasan setiap kali hujan deras.

“Kami melakukan pendekatan menangkap air hujan di daerah hulu, di daerah bantaran sungai untuk sementara di tahan, menunggu kondusif baru kami alirkan kembali,” kata Yusmada.

Dia menjelaskan menjelaskan Waduk Brigif memiliki luas total 10 hektare yakni 3,3 hektare di bagian atas dan 6,7 hektare di bagian bawah.  Brigif bagian atas, kata dia, memiliki daya tampung air 104 ribu meter kubik dan di bagian bawah memiliki daya tampung air sungai sekitar 152 ribu meter kubik. Adapun aliran Kali Salak mengalir dari arah Depok kemudian Tanah Baru dan melewati Waduk Brigif.

“Waduk Brigif atas ini yang sudah kita bisa optimalkan. Brigif bawah nanti sampai Desember selesainya. Kita berharap, pendekatan-pendekatan ini akan terus berlanjut ke depan. Supaya kita mengelola air hujan terutama hujan-hujam ekstrem kita tampung, kita tahan supaya tidak langsung menuju sungai,” jelas Yusmada.

Di waduk itu juga dilengkapi dengan jalur untuk inspeksi sepanjang 2,2 kilometer yang juga dapat dimanfaatkan bagi warga sebagai lintasan lari dan bersepeda.(kba)

Editor: Freddy Mutiara

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *