Ubaya Latih Warga Rungkut Lor Surabaya Pembuatan Stik dan Sirup Berbahan Jahe

waktu baca 3 menit
Tim Pengabdian kepada masyarakat (PkM) Universitas Surabaya yang beranggotakan apt. Alfian Hendra Krisnawan, M.Farm, apt. Vendra Setiawan,M.Farm. dan Dra.ec. Indarini,M.M.,CPM (Asia)., CMA (USA) melakukan pendampingan kepada warga Rungkut Lor dalam diversifikasi tanaman herbal menjadi produk pangan fungsional.

SURABAYA-KEMPALAN: Jahe adalah tanaman herbal yang sudah dikenal di masyarakat. Pada umumnya, jahe diolah dan digunakan untuk minuman dengan cara digeprek dan diseduh air panas. Melalui proses penggeprekan hanya sedikit nutrisi dan khasiat jahe yang terekstraksi. Selain itu proses pemanasan dengan suhu tinggi dapat merusak nutrisi dan kandungan yang terkandung dalam jahe.

Karena itu, Tim Pengabdian kepada masyarakat (PkM) Universitas Surabaya yang beranggotakan apt. Alfian Hendra Krisnawan, M.Farm, apt. Vendra Setiawan,M.Farm. dan Dra.ec. Indarini,M.M.,CPM (Asia)., CMA (USA) melakukan pendampingan kepada warga Rungkut Lor dalam diversifikasi tanaman herbal menjadi produk pangan fungsional. Pada kegiatan sebelumnya, telah dilakukan pelatihan diversifikasi tanaman jahe pada produk permen jelly dan teh celup herbal jahe.

Narasumber pelatihan ini adalah Yayon Pamula Mukti, S. TP., M. Eng. yang merupakan dosen Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya.

Rangkaian kegiatan diversifikasi tanaman herbal jahe selanjutnya adalah pembuatan  produk pangan fungsional berbahan jahe berbentuk stik dan sirup. Pelatihan ini diselenggarakan pada tanggal 25 September 2022, di Pusat Pemberdayaan Komunitas Perkotaan dengan peserta kader PKK sejumlah 30 orang.

Narasumber pelatihan ini adalah Yayon Pamula Mukti, S. TP., M. Eng. yang merupakan dosen Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya. “Untuk menjaga kandungan jahe dalam proses penyimpanannya, jahe segar dapat disimpan dalam lemari pendingin (freezer). Selain itu untuk mendapatkan daging jahe yang banyak, proses pengupasan kulit jahe dapat dikupas atau dikerok menggunakan sendok. Proses ekstraksi dapat dilakukan dengan proses pemarutan menggunakan blender. Proses ini sederhana, cepat, praktis dan mendapatkan kandungan dengan optimal tanpa merusak nutrisi di dalamnya,” ungkap Yayon.

Olahan stik jahe dapat dikonsumsi dengan rasa dan bentuk seperti cookies atau biasa dikenal dengan kue kering dengan manfaat jahe di dalamnya. Beberapa manfaat dari jahe antara lain sebagai antioksidan dan dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh.

Narasumber pelatihan ini adalah Yayon Pamula Mukti, S. TP., M. Eng. yang merupakan dosen Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya.

Olahan jahe juga dapat dibuat dalam bentuk minuman, yaitu sirup. Rasa khas jahe tetap terasa dan didapatkan ketika sirup jahe disajikan dalam keadaan dingin. Yayon juga menambahkan bahwa jenis jahe yakni jahe emprit, jahe gajah, jahe merah akan berpengaruh pada rasanya sehingga pemakaian satu jenis atau kombinasi dapat menjadi pilihan sirup.

Kader PKK sangat antusias dalam mengikuti pelatihan. Terbukti dengan aktivitas ibu-ibu untuk mencoba membuat produk dan aktif bertanya kepada narasumber. Melalui pelatihan pembuatan produk diversifikasi pangan fungsional berbahan jahe yakni stik jahe dan sirup jahe, tim PkM memiliki harapan besar agar supaya warga Rungkut Lor dapat memanfaatkan produk tersebut membantu perekonomian warga yang sebelumnya terdampak pandemi Covid-19. (*)

Editor: Freddy Mutiara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *