Mas Sudir Buat Haru Anies Baswedan (Kisah Tercecer Dari Resepsi Pernikahan Itu)

waktu baca 3 menit
Anies Baswedan dan sahabat lamanya, Mas Sudir, di resepsi pernikahan putrinya, (31Juli 2022)

KEMPALAN: Mas Sudir nama lelaki paruh baya itu. Tamu istimewa Anies Baswedan pada resepsi pernikahan Mutiara Annisa Baswedan dan Ali Saleh al-Ghuraibi. Siapa sih Mas Sudir itu. Nama itu sebelumnya tak pernah muncul di jagat pemberitaan. Anies mampu menghadirkan, dan mengenalkannya pada publik.

Jangan dilihat status sosial lelaki itu. Seperti juga Anies tak melihatnya dengan menggunakan teropong yang dipunya saat ini: teropong seorang gubernur ibu kota negara, yang jadi pusat perhatian dan pemberitaan. Anies melihat Mas Sudir dengan memakai teropong tak berubah, teropong masa lalu.

Mas Sudir punya riwayat dalam perjalanan karir seorang Anies Baswedan. Kedatangannya pada acara itu surprise bagi seorang Anies. Bahkan Anies tak kuasa menitikkan air mata haru campur bahagia melihat lelaki itu ada dihadapannya, bersalaman layaknya tamu-tamu lain mengucapkan selamat atas pernikahan sang putri.

Sepertinya di momen itu Mas Sudir tidak mengucapkan sepatah katapun. Hanya memandang Anies sambil sungging senyum. Dipikirannya mungkin muncul perasaan apa benar ini Anies yang dikenalnya dalam hitungan waktu masa lampau dulu. Antara perasaan tak percaya dengan apa yang ada dihadapannya.

Mas Sudir itu kawan lama Anies sekitar lebih 25 tahunan lalu. Ia bukan siapa-siapa jika melihat status sosialnya. Ia hanyalah tukang ojek di Ajibarang, Banyumas. Ia membantu Anies saat kuliah kerja nyata (KKN), UGM, 1994. Mas Sudir mengantar Anies muda ke sana kemari dengan ikhlasnya. Perkawanan mereka tak berhenti di situ. Bersambung menembus waktu panjang. Anies masih mengingatnya, begitupun Mas Sudir terus mengingat Anies.

Mas Sudir masih berprofesi sebagai tukang ojek. Tak hendak bergeser bekerja pada bidang lain. Sedang memenuhi undangan Anies pada resepsi anak pertamanya, sungguh itu keberanian tersendiri buatnya. Tidak ada rasa minder dibawa perasaan. Ia melihat Anies seperti Anies yang dulu. Karenanya, Mas Sudir enteng saja memenuhi undangan itu.

Mas Sudir meyakini, bahwa sahabat masa lalunya tak akanlah berubah melihatnya. Tidak persis tahu berapa lama waktu dibutuhkan Mas Sudir mempersiapkan untuk hadir pada pesta bertabur kemeriahan itu.

Dengan baju lengan pendek polos warna krem, celana hitam, dan tak ketinggalan songkok hitam menyembul di kepalanya. Baju yang dikenakannya itu, seperti baju yang baru ia beli. Terlihat pada beberapa bagian garis-garis lipatan yang belum tersapu seterika beberapa kali. Memang butuh proses untuk membuat baju yang dikenakannya itu licin. Tapi apalah arti sebuah baju yang dikenakannya dihadapan seorang Anies sahabat lamanya.

Menjabat tangan Anies agak cukup lama, ia dan Anies seperti tak hendak cepat-cepat melepas jabat erat itu. Mas Sudir hanya tersenyum, dan Anies melihatnya dengan ketakjuban penuh haru. Air mata kebahagiaan Anies pun menitik. Di momen itu Mas Sudir memang tamu istimewa buat Anies Baswedan. Bahkan ia tak kalah dengan tamu-tamu VVIP lainnya.

Keberanian Mas Sudir untuk hadir di momen bahagia Anies dan keluarga itu tentu punya sebab yang diyakininya, bahwa Anies akan menyambutnya dengan selayaknya. Anies pun membuktikan itu. Menjadikan Mas Sudir tamu istimewanya. Itulah persahabatan sejati, yang tak lekang oleh waktu dan berubahnya status sosial antarkeduanya.

Mereka berdua memang manusia hebat. Yang satu tak merasa sebagai orang penting lalu mesti membuat jarak pada masa lalunya. Sedang yang satu merasa bukan orang kecil, yang tak pantas dilupakan sejarah yang dibuatnya. Sepertinya Anies dan Mas Sudir masih akan bersahabat untuk waktu tak terbatas. Status sosial keduanya yang bak langit dan bumi, itu tak kan mampu memisahkan keduanya. Subhanallah. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *