Waduh Inflasi Juli Tertinggi Sejak Oktober 2015, Hampir Capai 5 Persen!
JAKARTA-KEMPALAN: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan Juli 2022 mencapai 0,64 persen mom dan hampir mencapai 5 persen yoy atau tepatnya berada di level 4,94 persen yoy. Angka tersebut menunjukkan peningkatan harga atau inflasi kembali meningkat di bulan Juli 2022.
Margo Yuwono, Kepala BPS, bahkan mengatakan tingkat inflasi pada bulan Juli 2022 merupakan yang tertinggi sejak bulan Oktober 2015.
“Secara tahunan tadi kami sampaikan inflasi Juli 2022 ini sebesar 4,94% yoy. Ini merupakan inflasi yang tertinggi sejak Oktober 2015 yang pada saat itu inflasi mencapai 6,25% yoy,” pungkas Margo, pada Senin (1/8/2022).
Kelompok yang memberikan angka inflasi terbesar terhadap inflasi adalah kelompok volatile food yang tercatat mengalami inflasi mencapai 1,41 persen mom atau secara tahunan mencapai 11,47 persen yoy. Dengan angka inflasi tersebut, kelompok ini turut menyumbang inflasi mencapai 0,25 persen.
Menurut Margo, penyumbang utama dari inflasi bulan Juli ini adalah peningkatan harga pada komoditas kelompok bergejolak, yaitu bawang merah, cabai merah, dan cabai rawit. Ketiga komoditas tersebut merupakan penyumbang utama inflasi karena memiliki gangguan pasokan akibat cuaca.
Penyumbang kedua inflasi bulan Juli 2022 adalah komponen harga diatur pemerintah. Inflasi yang disumbang oleh harga diatur pemerintah mencapai 1,17 persen mom dan secara tahunan sebesar 6,51 persen yoy. Komponen tersebut menyumbang inflasi inti mencapai 0,21 persen.
Jika dilihat, penyebab utama meningkatnya andil inflasi harga diatur pemerintah, yaitu naiknya harga bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, tarif listrik 3.500 VA, dan rokok kretek filter.
“Ada yang menarik, dengan peningkatan tarif listrik 3.500 VA dan pelanggan pemerintah mulai 1 Juli 2022 kemarin, menyebabkan adanya andil inflasi tarif listrik sebesar 0,01% terhadap inflasi umum pada Juli 2022,” tambahnya.
Penyumbang inflasi selanjutnya adalah komponen inti. Inflasi yang disumbang adalah mencapai 0,28 persen mom atau secara tahunan mencapai 2,86 persen yoy. Terhadap inflasi umum, porsinya adalah mencapai 0,18 persen. Komoditas pendorongnya adalah sewa rumah, mobil, dan ikan segar.
Namun, walaupun inflasi Juli 2022 mengalami tren peningkatan, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menilai masih berada di posisi moderat karena masih lebih rendah jika dibandingkan dengan negara lainnya.
“Dibandingkan dengan negara yang selevel dengan Indonesia (peers) tersebut, maka inflasi Indonesia yang di 4,94 persen yoy masih relatif moderat,” ucap Sri Mulyani, Ketua KSSK sekaligus Menteri Keuanan RI dalam konferensi pers hasil rapat KSSK, Senin (1/8/2022).
Sri Mulyani mengatakan pengendalian inflasi terus ditingkatkan dan perlunya koordinasi antara pemerintah pusat dan juga daerah. (CNBC/Kompas/Tempo, Arlita Azzahra Addin)
Editor: Reza Maulana Hikam