Ajakan Berhemat Susi Pudjiastuti dan Kisah Kejam Procrustes oleh Rocky Gerung

waktu baca 6 menit
Susi Pudjiastuti (ketiga dari kanan) dan Rocky Gerung (kanan) bersama para pembicara

KEMPALAN: SUSI Pudjiastuti tahu, mustahil dia bisa jadi presiden. Sistem politik kita, seperti dia katakan berulang- ulang, sudah jadi. Sudah matang. Mekanisme pemilihan presiden pun sudah baku. Sudah menjadi produk undang- undang. Susi bilang, dia bukan kader partai, sedangkan presiden harus diusulkan oleh partai. Partai pun harus memenuhi syarat punya suara 20 % dari hasil Pemilu sesuai ketentuan “Presidential Threshold“. Ditambah lagi hasil survey pelbagai lembaga Polling, popularitasnya kurang 1 %. Sedangkan yang punya tingkat popularitas dan elektabitas tinggi saja belum tentu dapat tiket berkompetisi di Pilpres 2024.

Kalau metodologi survey itu benar, bisa dipertanggungjawabkan, maka posisi dia jauh panggang dari api. Kalau dia dengan senang hati menghadiri acara deklarasi dirinya sebagai Calon Presiden RI periode 2024-2029, itu datang dari rasa hormatnya pada “Komunitas Pendukung Ibu Susi” (Kopi Susi). Kopi Susi adalah bagian dari jutaan followers Susi di dunia maya, dunia sosial media. “Kami sering bercakap-cakap dan diskusi di medsos,” aku pemilik Susi Air itu. Di media sosial, Susi Pudjiastuti salah satu ratunya.

BACA JUGA: Komunitas ”PKI”, Saat Rocky Gerung, Said Didu, dan Syahganda Nainggolan Bisa Bungkam

Central for Digital Society (CfDS) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (Fisipol UGM) dalam risetnya pada 2019 mengenai “Popularitas Media Sosial (Medsos) Menteri Kabinet Kerja Jokowi-JK”, menempatkan Susi di puncak popularitas. Selain menjadi menteri terpopuler di kanal Twitter, Susi Pudjiastuti juga berada diperingkat pertama di kanal Instagram.

Krisis Energi dan Pangan

Deklarasi Kopi Susi berlangsung Minggu (3/7) siang di Griya Ardhya Garini, Halim Perdana Kusumah, Jakarta Timur. Susi melayani talkshow sekitar satu jam, mendahului acara deklarasi. Saya hadir memenuhi undangan acara itu bersama Marah Sakti Siregar, wartawan senior yang menjadi Tenaga Ahli di Dewan Pers.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *