Dua Orang Terbunuh di Kuil Sikh di Afghanistan, ISIS Pelakunya

waktu baca 2 menit
Taliban dan Sikh-APNews

KABUL-KEMPALAN: Terjadi lagi, setidaknya dua orang telah meninggal dan tujuh lainnya terluka karena adanya serangan di Kuil Sikh di ibukota Afghanistan yaitu Kabul.

Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Taliban memberikan pernyataan ke media bahwa penyerang menggunakan alat peledak yang ditempel di mobil.

Alat peledak tersebut kemudian diledakkan dari jauh.

Juru Bicara Pasukan Keamanan Kabul juga mengatakan bahwa militer telah mengambil alih kawasan dan memastikan tidak ada penyerang tambahan.

“Terdapat 30 orang yang berada di dalam kuil. Kami tidak tahu berapa banyak yang meninggal atau hidup. Taliban tidak mengizinkan kami untuk masuk—dan kami tidak tahu apa yang harus dilakukan” ucap saksi mata.

“Saya mendengar suara tembakan dan ledakan dari dalam kuil” ucap tambahnya.

ISIS kemudian sudah mengatakan bahwa merekalah pelakunya—yang disebutkan bahwa tindakan tersebut merupakan balas dendam karena sebelumnya ada hinaan ke Nabi Muhammad.

Hinaan tersebut dilakukan oleh Juru Bicara partai BJP yang merupakan partai Nasionalis-Hindu—yang kemudian mendapatkan banyak respons dan kecaman dari dunia internasional.

Dalam sebuah pesan propaganda, ISIS menyebutkan bahwa mereka menargetkan kelompok Hindu dan Sikh serta ‘Murtad’ lainnya demi mendukung dan menghormati nabi Muhammad yang telah dihina.

Sikh merupakan sebuah kelompok minoritas agama di Afghanistan.

Diperkirakan hanya ada sekitar 300 warga Afghanistan yang memeluk Sikh sebelum Taliban berkuasa.

Namun, ketika Taliban berkuasa, tidak diketahui jumlah terbarunya.

Sikh, sebagaimana kelompok minoritas agama lainnya di Afghanistan juga seringkali mengalami teror dan kekerasan.

Seperti misalnya pada tahun 2020 silam, ISIL juga menjadi pelaku penyerangan Kuil Sikh di Kabul—yang kemudian membunuh 25 orang.

Menanggapi banyaknya kejadian tersebut, seorang profesor Ilmu Politik di Universitas Kabul mengatakan bahwa Taliban sedang mengalami ancaman keamanan di dalam negeri.

Ia juga mengatakan Taliban kekurangan langkah menangkal terorisme dan insurgensi—terlebih lagi juga kekurangan dukungan dan intel nasional dan internasional.

“Taliban kekurangan upaya menangkal terorisme dan insurgensi. Mereka juga kekurangan akses intel baik di tingkat nasional dan internasional sehingga sulit untuk bergerak” ucap Profesor tersebut.

 

(Aljazeera, Muhamad Nurilham)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *