Mbak Ikit, Wartawati Senior yang Berhasil Melawan Kanker Sebaik-Baik Perlawanan

waktu baca 5 menit
Bumi, cucunda almarhumah memberi penghormatan terakhir.

DR Hernani Sirikit MA nama lengkapnya, berhasil meraih gelar doktor Ilmu Bahasa di Universitas Negeri Surabaya dengan disertasi ” Naming anda Labeling In Terrorism News Reports Published di The Jakarta Post” (2018).

Sirikit Syah mengontak saya tiga tahun lalu menyampaikan ucapan terima kasih karena dimasukkan dalam jajaran pengurus bidang pendidikan di PWI Pusat. Di WAG PWI Pusat, Ikit cukup aktif berdiskusi dan membagi link tulisannya yang berkaitan dengan kemerdekaan pers dan juga topik yang terkait dengan ketimpangan sosial.

Di WAG lain, Ikit belum lama berpolemik dengan novelis Akmal Nasery tentang invasi Rusia ke Ukraina. Polemik itu berlangsung berhari-hari, dan kami member WAG membiarkan saja mereka berpolemik saking menariknya. Istilah anak milenial, isinya daging semua.

Kepergian Mbak Ikit sungguh mengejutkan. Memang sudah tiga pekan ia tak aktif berkabar di WAG. Statusnya di Facebook 3 April lalu menceritakan kesedihannya tidak bisa ikut bergembira dengan cucunya yang hari itu berulang tahun ke delapan. Nah. Ini masih ketemu ulasannya di FB itu. Saya kutipkan. Sesuai teks aslinya.

BACA JUGA: Fadjroel Rachman, Loyalis Jokowi Pertama yang Berseru “Dua Periode Harga Mati”

“Hari ini cucu pertamaku, Harmoni Bumi ulang tahun ke 8. Meski diperingati di rmhku dgn pesan pizza utk berbuka puasa, aku tak bs ikut foto bareng. Kondisiku terus menurun.

Dia masuk kamar menawari aku pizza. Lalu kuberi dia amplop uang.

Aku: Bum maafkan eyang, ya. Gak bs ajak kamu ke toko buku. Ini uangnya terserah, utk beli baju atau mainan atau buku.

Bumi: Gak papa yang. Uang dari eyang ini kan kusedekahkan dan sebagian utk bayar les ngajiku.

Aku: Kenapa disedekahkan? Dan bayar les ngaji kan bunda?

Bumi: Aku gak perlu uang sebanyak itu. Baju dan mainanku sdh banyak. Pingin beli buku satu aja.

Aku: Terus, hadiah dr eyang utk Bumi apa?

Sambil memeluk aku dia bilang: Aku kan sdh pernah bilang kadoku ya eyang.

Subhanallah. Cucu yg sayang eyangnya.”

Ikit suda tiada.
Tampaknya itu sekaligus status penghabisan Sirikit Syah di media sosial karena kondisinya yang drop sesuai yang dia katakan sendiri. Selain status di FB itu ia juga meninggalkan hal yang sangat berharga: buku terbaru “Teori dan Filosofi Jurnalistik Dalam Praktik”.

Yang ini menjelaskan
Mbak Ikit berhasil menghadapi kanker dengan sebaik-baik perlawanan. Selamat jalan Mbak Ikit. Semoga Husnul Khotimah. (*)

Editor: DAD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *