Sadad Bisa Gubernur Jatim

waktu baca 5 menit
KH Fauruq Alawi sebagai putra Kiai Alawi Sampang yang juga pengasuh Pesantren At-Taroqqi, Tanggumong, Sampang saat mendoakan Anwar Sadad sebagai Gubernur Jatim.
Hambali Rasidi

Catatan: Hambali Rasidi (kontributor kempalan)

KEMPALAN-Berawal dari obrolan santai. Di dhalem Kiai Fauroq Alawi.
Rabu malam (13/4/2022). Anwar Sadad didoakan menjabat Gubernur Jawa Timur pengganti Khofifah Indar Parawansa.

Kiai Fauroq dikenal sebagai salah satu pendukung Ibu Khofifah di Pilkada Jatim 2018. Pada event politik 2024. Kiai Fauroq mendengar jika Ibu Khofifah digadang-gadang untuk nyalon Wapres.

Informasi itu lalu disampaikan ke Anwar Sadad. “Kalau Ibu Khofifah jadi Wapres. InsyAllah Pak Sadad bisa jadi Gubernur,” dawuh Kiai Fauroq.

Obrolan santai itu kemudian dilanjut dengan doa. “Semoga terkabul,” dawuh Kiai Fauroq melanjutkan dengan kalimat Aamiin.

Kiai Fauroq sebagai putra Kiai Alawi Sampang. Beliau melanjutkan estafet Pesantren At-Taroqqi, Tanggumong, yang didirikan dan diasuh Kiai Alawi.

Kesohoran Kiai Alawi Sampang sudah tak diragukan. Saat orde baru. Kiai Alawi berada di garda terdepan membela rakyat saat tanah warga hendak dibebaskan untuk dibangun Waduk Nipa.

Kiai Alawi juga dikenal sebagai politisi PPP. Perlawanan terhadap rezim orde baru juga menjadi perhatian. Sosoknya diperhitungkan di level nasional.

Anwar Sadad sudah lama kenal dengan Kiai Fauroq. Keinginan sowan juga dipendam.

Usai tadarus politik bersama milenial empat kabupaten Madura di Waroeng Asela. Anwar Sadad berkesempatan sowan ke dhalem Kiai Fauroq.

Saya tak bisa mentakwil pandangan politik Kiai Fauroq terhadap Anwar Sadad.

Apakah dawuhhya masuk kategori kasyaf (tersingkapnya hijab). Atau sekedar prediksi lazimnya pengamat politik.

Yang pasti. Anwar Sadad tergolong politisi NU Jawa Timur yang diperhitungkan pasca Khofifah Indar Parawansa.

Maklum, selain menjabat Ketua DPD Gerindra Jatim dan Wakil Ketua DPRD Jatim. Sadad juga mendapat testimoni dan pernyataan dari para Kiai NU Jawa Timur.

Pernyataan KH Marzuki Mustamar, Ketua PWNU Jatim salah satu Kiai NU itu. Pernyataan Kiai Marzuki seringkali dikutip media yang mendorong Anwar Sadad agar selalu bergandengan dengan Ibu Khofifah.

Gus Sadad, mugi-mugi (semoga) terus bergandengan tangan dan men-support Ibu Gubernur, supaya Jatim semakin jos! Amin allahumma amin,” dawuh Kiai Marzuki.

Kiai Marzuki memanggil Gus untuk Anwar Sadad. Kiai Marzuki menyadari dalam tubuh Anwar Sadad mengalir darah pendiri dan pengasuh Ponpes Sidogiri, Pasuruan.

Meski berdarah Gus (putra kiai). Sadad tak jumawa. Ketika ditanya kebenaran nasabnya yang tersambung dengan pendiri dan pengasuh Ponpes Sidogiri. Sadad tak menampik.

Seperti disampaikan pada acara tadarus politik. Sadad mengakui jika ibu-nya berdarah pendiri dan pengasuh Ponpes Sidogiri. Sedangkan ayahnya kelahiran Bangkalan. Hanya Sadad enggan menonjolkan nasab.

“Dalam tubuh saya. Ada aliran Sidogiri dan darah Madura,” ucap Sadad yang disambut aplaus mahasiswa sebagai peserta tadarus politik milenial dari empat kabupaten di Madura.

Di hadapan peserta tadarus politik, Sadad bercerita: ayahnya lama mondok di Sidogiri. Lalu dijodohkan dengan putri kiai-nya. “Maka lahir saya,”.

Ponpes Sidogiri dikenal sebagai Pesantren Salaf tertua di Jawa Timur. Alumninya puluhan ribu dan tersebar di berbagai antreo nusantara.

Sebagai putra kiai. Peserta tadarus politik penasaran awal mula Sadad terjun ke dunia politik praktis. Sampai bertahan empat periode dengan parpol berbeda di DPRD Jatim.

Sadad bercerita: dunia politik bukan cita-cita. Saat berkuliah di IAIN (UIN) Sunan Ampel Surabaya. Sempat bercita ingin jadi wartawan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *