Kemandirian Relatif Industri Media
Oleh: Dr. Agus Sudibyo (Anggota Dewan Pers)
KEMPALAN: Transformasi digital adalah suatu keniscayaan. Tidak ada sektor yang dapat menghindar dari terpaannya. Semua pihak mesti mempersiapkan diri untuk menerima kebaikan sekaligus mengantisipasi keburukannya. Tanpa terkecuali dalam hal ini adalah sektor media. Bagi para pengelola media di mana pun saat ini, semakin sulit menghindari integrasi ke dalam ekosistem distribusi konten, data pengguna dan periklanan yang dikendalikan platform digital global.
Persinggungan jurnalisme dengan teknologi penunjang distribusi konten, penambangan data dan layanan periklanan yang dioperasikan platform digital sepertinya hanya soal waktu dan intensitas. Semua media massa akan mengalaminya, tanpa terkecuali media ternama dunia seperti The New York Times, The Guardian, CNN, The Sun, dan lain-lain. Teknologi digital menghadirkan kemungkinan baru yang menggiurkan untuk memproduksi konten, menciptakan interaksi di sekitar konten, menjangkau khalayak secara lebih intens, serta untuk menjalankan mode pariwara yang lebih menjamin presisi dan akurasi. Dalam perkembangannya, memang banyak pengelola media yang kecewa terhadap perilaku platform digital dan berpikir untuk meninggalkannya. Namun, sangat sedikit yang benar-benar melakukannya!
Meskipun demikian, penerbit semestinya tidak sepenuhnya tergantung pada platform digital. Penerbit tidak seharusnya hanya mengandalkan kerjasama dengan platform digital dalam mendistribusikan konten, meraih pendapatan dan mengelola data pengguna. Penerbit harus memiliki opsi lain di luar kolaborasi dengan platform digital untuk tiga hal tersebut. Kemandirian relatif penerbit di hadapan platform digital sangat fundamental sifatnya untuk keberlanjutan hidup media. Platform digital memang peduli terhadap kualitas jurnalisme dan demokratisasi arus informasi. Namun motif utama di balik uluran tangan platform digital ke kalangan penerbit sesungguhnya bukan di situ.
Platform digital adalah kekuatan bisnis yang orientasi utamanya adalah optimalisasi keuntungan ekonomi untuk diri mereka sendiri. Jika perlu, hal ini akan mereka lakukan dengan memanfaatkan “jerih-payah” pihak lain, termasuk memanfaatkan konten, jaringan dan kekuatan merek penerbit media.
Lebih dari itu, fakta-fakta menunjukkan kerja-sama penerbit dengan platform digital adalah bentuk hubungan yang timpang. Platform digital lebih banyak mengendalikan, penerbit lebih banyak dikendalikan. Platform digital dapat secara tiba-tiba mengubah sistem algoritma dengan dampak yang serius terhadap distribusi konten dan mode konten berbayar penerbit, tanpa memberitahukannya terlebih dahulu. Platform digital dapat memaksakan bentuk kerjasama yang cenderung merugikan penerbit secara sepihak. Selain itu, tidak ada transparansi tentang nilai iklan dan data pengguna terkait dengan konten penerbit yang dimanfaatkan platform digital, yang semestinya menguntungkan kedua belah pihak.
Kolaborasi dan Kompetisi