Joseph Suryadi dan Charlie Hebdo
KEMPALAN: Joseph Suryadi tidak dikenal sebagai kartunis, tukang gambar kartun. Tapi, unggahan kartun di akun medsosnya membikin geram banyak orang, sehingga muncul tagar ‘’Tangkap Joseph Suryadi’’ yang menjadi trending di twitter sejak Senin (13/12).
Suryadi bergaya ala kartunis Charlie Hebdo, majalah satir terbitan Prancis yang suka menggambar karikatur yang mengolok-olok Nabi Muhammad Saw. Dalam unggahan di akun twitternya Suryadi menggambarkan seorang laki-laki memakai jubah dan bertongkat, menggandeng seorang perempuan yang membawa boneka.
Pada caption karikatur itu disebutkan bahwa wanita dalam gambar adalah Aisyah, dan laki-laki bertongkat disebutkan sebagai Muhammad saw. Caption itu menyebutkan soal pernikahan Muhammad Saw dengan Aisyah. Pada akhir caption Nabi Muhammad disamakan dengan sosok cabul HW alias Herry Wirawan.
Reaksi netizen sangat keras. Tidak pakai lama, tagar ‘’Tangkap Joseph Suryadi’’ langsung menjadi trending. Banyak yang mendesak agar polisi segera menangkap Suryadi. Ada pula yang iseng meminta Erick Thohir mengerahkan Banser untuk menangkap Suryadi.
Penggambaran Nabi Muhammad Saw dalam kartun sudah sangat sering terjadi di beberapa negara Eropa, seperti Prancis dan Belanda. Penggambaran itu dianggap sebagai penghinaan terhadap umat Islam karena dalam Islam penggambaran Muhammad Saw dalam bentuk apapun adalah haram.
Kartun-kartun itu selalu menggambarkan Muhammad Saw sebagai bahan olok-olok, terutama berkaitan dengan citra porno dan cabul. Selalu muncul reaksi keras dari masyarakat muslim di seluruh dunia. Berbagai demonstrasi terjadi di berbagai penjuru dunia untuk mereaksi kartun-kartun itu. Tidak jarang terjadi tindak kekerasan dalam demonstrasi itu.
Salah satu yang paling fatal adalah penyerangan terhadap kantor majalah Charlie Hebdo di Paris yang menewaskan 12 orang pada 2015. Charlie Hebdo mengeluarkan serangkaian edisi yang memasang karikatur Muhammad Saw sebagai cover di sampul utama. Berbagai protes sudah dilakukan, tetapi Charlie Hebdo tidak menggubris dan tetap keukeuh memublikasikan edisi-edisi kartun Muhammad Saw itu.
Pada 7 Januari 2015, menjelang tengah hari, tiga pria yang menggunakan tutup muka menyerbu kantor pusat Charlie Hebdo. Para penyerang membawa senjata otomatis dan langsung menembak mati dua polisi yang berjaga di depan kantor. Para penyerang kemudian menerobos ke ruang kantor redaksi.
Rentetan tembakan senjata otomatis terdengar menyalak. Saksi mata menyebutkan setidaknya ada 50 kali rentetan tembakan senjata otomatis. Sepuluh orang awak redaksi ditemukan tewas akibat luka tembak.
Salah satu korban tewas adalah Stephane Charbonnier yang menjadi pemimpin redaksi sejak 2012. Ini merupakan insiden penyerangan terbesar dalam sejarah Prancis sejak 1989. Selain sepuluh korban tewas ada lima orang korban lainnya yang selamat tetapi mengalami luka tembak yang cukup serius.
Charlie Hebdo atau Mingguan Charlie adalah media satir yang menampilkan kartun, laporan, polemik, dan lawakan. Menggunakan gaya bahasa yang sarkastis dan sering nyinyir terhadap nilai-nilai agama. Majalah ini menegaskan dukungannya terhadap politik kiri dan menegaskan sikap editorialnya yang anti-agama.
Para penyerbu adalah orang-orang yang geram terhadap serangkaian kartun Charlie Hebdo yang menggambarkan Muhammad Saw dalam berbagai bentuk. Pria bersenjata itu berteriak, ‘’Kami membalaskan dendam Nabi Muhammad,’’ sambil memuntahkan peluru.
Sejarah pelecehan terhadap Muhammad Saw dan reaksi keras terhadapnya sudah merentang lama. Novelis Salman Rushdie pada 1988 menerbitkan novel kontroversial ‘’Satanic Verses’’ yang membuat marah umat Islam seluruh dunia.
Rushdie dianggap menghina…