Rahmat Erwin Abdullah, Juara Dunia Tanpa Bendera

waktu baca 2 menit
Rahmat Erwin Abdullah (tengah) saat penyerahan medali Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2021 di Tashkent, Uzbekistan. (Foto: Twitter)

TASHKENT-KEMPALAN: Lagi dan lagi. Indonesia harus menyaksikan putra-putra terbaik di dunia olahraga merengkuh sukses dengan tanpa kehormatan. Lagu Indonesia Raya pun harus berkumandang tanpa adanya iringan kerekan bendera merah putih.

Pemandangan ganjil yang terjadi di Ceres Arena, Aarhus, 17 Oktober lalu, saat Indonesia sukses memenangi Thomas Cup 2020 untuk kali pertama setelah 19 tahun terulang kembali di Tashkent, Uzbekistan, Sabtu dini hari (11/12).

Sama seperti Hendra Setiawan dkk ketika itu, lifter Rahmat Erwin Abdullah juga mengharumkan nama bangsa Indonesia di bidangnya, cabor angkat besi. Bedanya, Erwin harus menghadapinya sendiri di atas podium setelah memenangi kelas 73 kilogram Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2021.

Bendera Merah Putih digantikan dengan bendera Federasi Angkat Besi Internasional (IWF). Saat merayakannya di atas podium pun Erwin dalam satu foto malahan berbagi bendera dengan lifter Albania yang dia kalahkan, Briken Calja.

Bukan satu medali yang mampu dibawa pulang lifter 21 tahun itu. Erwin mampu menyabet dua medali emas sekaligus dari angkatan Clean & Jerk dan total angkatan. Sementara itu dia gagal di snatch.

Emas yang didapatkan Erwin setelah mampu mencatatkan angkatan seberat 192 kilogram. Dia mengungguli Briken yang cuma mampu mencatatkan angkatan seberat 186 kilogram. Sedangkan emas kedua didapat Erwin dari total angkatannya.

Erwin meraih emas dengan hanya terpaut 1 kilogram total angkatan dari Briken. Total, lifter kelahiran Makassar tersebut mampu mencatatkan 343 kilogram. Briken di posisi kedua dengan hanya 342 kilogram.

Dalam rilisnya, PB PABBSI lewat Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Hadi Wihardja tak menyinggung terkait absennya bendera Merah Putih dalam kemenangan Erwin ini. ’’Tahun ini Indonesia komplet mempunyai dua juara dunia di dua kategori. Di junior ada Rizky Juniansyah dan di senior ada Rahmat Erwin Abdullah,’’ tutur Hadi.

’’Semua berkat penerapan stratregi yang mumpuni dari tim pelatih di jajaran PB PABBSI,’’ sambung Hadi.

Sebagai Kepala Pelatih Pelatnas Angkat Besi, Dirja Wihardja menyebut perfoma Erwn menjadi simbol konsistensi performanya sejak 2021. ’’Total angkatan yang dilakukan Erwin mengalami peningkatan 1 kilogram dari hasil Olympiade Tokyo 2020 lalu,’’ sambung Dirja.

Apapun itu, siapapun itu, kapan pun itu, kejadian di Aarhus dan Tashkent sudah seharusnya tak terulang kembali kelak. Setidaknya sampai sanksi yang dijatuhkan oleh Badan Antidoping Dunia (WADA) kepada Lembaga Amtidoping Indonesia (LADI) berakhir dalam kurun waktu setahun ke depan. Semoga segera berakhir. (Yunita Mega Pratiwi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *