Selamat Jalan, Djohan Limanto, Tokoh Keberagaman Jatim
SURABAYA-KEMPALAN: Djohan Limanto yang akrab disapa Lim Sen Siong wafat dalam usia 65 tahun di kediamannya (2/12) karena sakit. Mendiang diperabukan di Eka Praya (5/12).
Lim Sen Siong meninggalkan seorang istri Nio Sioe Kian (Amelia Antonio), tiga anak yaitu Doddy Limanto, Sherly Limanto, Shelvy Limanto serta lima cucu antara lain Kenneth, Eugene, Collins, Theresa, Syrena.
Bagi Amelia Antonio istri tercinta merasakan kehilangan sosok suami yang setia, bertanggungjawab pada keluarga dan membagikan kasih-sayang kepada anak dan cucunya.
Semasa hidupnya mendiang Djohan Limanto, pria kelahiran Pamekasan, Madura ini aktif mengabdi di berbagai organisasi sosial menjadi ketua wilayah Jatim Parisadha Buddha Dharma Nichiren Syosyu Indonesia. Menjadi Bendahara umum di Forum Beda Tapi Mesra (FBM), Menjadi wakil ketua Persatuan Umat Buddha Indonesia Jatim, Menjadi pengurus bidang pemberdayaan ekonomi di Perhimpunan Indonesia Tionghoa Jatim dan menjadi Penyuluh Agama Buddha non-PNS di kementerian agama Jatim.
Wafatnya Djohan Limanto Bagi tokoh masyarakat Surabaya meninggalkan kesan yang selalu dikenang.
“Beliau orang yang sangat baik, berdedikasi, loyal tanpa pamrih, setia kawan, selalu ceria, bersemangat dalam bergaul tanpa memandang perbedaan status sosial, suku, agama dan ras,” ujar Syuhada Endrayono, SH ketua umum FBM.
Irwan Pontoh, ketua Permabudhi Jatim mengenangnya sebagai sosok yang bertanggung-jawab terhadap tugas yang diembannya tanpa banyak bicara, ”Ramah tamah, murah senyum, ringan tangan membantu temannya yang kesusahan dan peduli keberagaman antar agama”, kata Irwan.
Sedangkan Gatot Santoso ketua INTI Jatim mengingatnya sebagai teman yang selalu melaksanakan dan menyelesaikan tugas yang diembannya tepat waktu, ”Supel dapat bergaul dengan masyarakat,” Ingatnya.
Semoga mendiang Djohan Limanto berada di Nibbana sesuai dengan jasa kebajikan yang telah diperbuat semasa hidupnya, Namyohorengkegkyo! (acong sunardi)
Editor: Freddy Mutiara