Rumah Sakit Thailand Gunakan Kontainer untuk Simpan Jenazah Pasien Covid-19

waktu baca 2 menit
Dalam foto yang diambil pada 17 Juli 2021, sebuah wadah penyimpanan ditempatkan di luar kamar mayat rumah sakit di Pathum Thani, Thailand. (AFP)

BANGKOK-KEMPALAN: Ketika kasus COVID-19 meningkat di Thailand, satu kamar mayat rumah sakit terpaksa menyimpan mayat dalam wadah, tindakan darurat yang belum digunakan sejak tsunami mematikan melanda wilayah itu pada tahun 2004,  Reuters melaporkan pada hari Sabtu (31/7).

Melansir dari Sputnikbews, menurut direktur rumah sakit Pharuhat Tor-udom di Rumah Sakit Universitas Thammasat dekat Bangkok, rata-rata tujuh otopsi dilakukan setiap hari. Saat ini fasilitas tersebut melihat lebih dari 10 kematian setiap hari, yang melebihi kapasitas 10-mayat-freezer rumah sakit.

“Tidak cukup ruang, jadi kami membeli dua kontainer untuk penyimpanan mayat. Saat tsunami, kami menggunakan kontainer untuk menyimpan mayat yang menunggu untuk diotopsi untuk identifikasi. Tapi kami tidak harus melakukan itu sampai sekarang.”

Tor-udom juga mencatat bahwa seperempat dari mayat yang disimpan dengan penyebab kematian yang tidak diketahui kemudian dinyatakan positif terkena virus corona.

Tahun lalu, pihak berwenang New York menghadapi masalah yang sama , karena pandemi sangat parah di AS sepanjang musim semi 2020. Pada awal bulan, truk berpendingin berisi mayat yang belum dikubur tetap beroperasi. Pihak berwenang setempat dilaporkan berencana untuk membongkar kamar mayat sementara New York City pada akhir musim panas, menurut New York Daily News.

Thailand menunjukkan angka pandemi yang mengkhawatirkan lebih dari 17.000 kasus baru yang dilaporkan setiap hari. Pada hari Sabtu, negara itu menetapkan rekor baru 18.912 terinfeksi dalam satu hari. Menurut Reuters, lebih dari 1.200 pasien mengantre untuk dirawat di rumah sakit.

Di tengah meningkatnya frustrasi atas pandemi yang sedang berlangsung, Bangkok pada hari Kamis memperluas keputusan daruratnya yang diperkenalkan lebih dari setahun yang lalu untuk mengatasi berita palsu, sebagai cara untuk melarang penyebaran berita yang “menyebabkan ketakutan publik.” Awal pekan ini, Bangkok memberlakukan pembatasan perjalanan baru di Phuket, mengisolasi pulau itu dari bagian lain negara itu sehingga membiarkan area resor tetap terbuka untuk turis. (Sputniknews, Abdul Manaf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *