Manchester United Memble Lagi dan Harusnya Lempar Handuk

waktu baca 3 menit

MANCHESTER-KEMPALAN: Ole Gunnar Solksjaer pelatih Manchester United masih membual bahwa anak asuhnya masih punya kesempatan menjadi juara Liga Inggris. Tapi pernyataan itu sekarang menjadi bahan tertawaan setelah MU mejan lagi dan ditahan imbang 0-0 oleh Crystal Palace Kamis dinihari (4/3).

Masih beruntung MU bisa bertengger di posisi kedua karena pesaing terdekatnya Leicester City juga tertahan draw. Tapi MU terpontal-pontal mengejar pantat Manchester City yang ada di puncak tangga dengan selisih 14 poin yang mustahil dikejar MU dengan performa amburadul seperti sekarang.

City tampil mengerikan  ketika menggilas tuan rumah Wolves 1-4 dan mencatatkan rekor 21 kali tidak terkalahkan pada semua ajang kompetisi. City di bawah Pep Guardiola hampir pasti akan memenangkan gelar juara Liga Inggris ketiga kalinya dalam empat tahun terakhir. City bahkan punya peluang meringkus treble winner dengan menjuarai Premier League, Liga Champions, dan Piala Carrabao yang sudah tinggal selangkah. City bahkan masih bisa menambah tropi melalui Piala FA.

Kesempatan City memenangkan Liga Champions musim ini terbuka lebar dengan penampilan yang impresif pada babak 16 besar, sementara tim-tim langganan juara seperti Barcelona dan Madrid sedang kendor. Ancaman tunggal City muncul dari juara bertahan Bayern Munich yang masih tetap tampil gahar. Partai antara City vs Munich yang pernah dilatih Pep akan menjadi partai final ideal yang bisa membuat air liur meleleh.

(Photo by Matthew Peters/Manchester United via Getty Images)

Tinggallah MU merana sendirian. Penampilan mandul melawan Crystal Palace akan menjadi penyakit bawaan yang tidak akan bisa disembuhkan sampai akhir musim, atau malah-malah bisa tambah parah di fase akhir musim.

Hasil draw tanpa gol melawan Chelsea pada pertandingan sebelumnya masih saja disesali karena ada penalti yang tidak diberikan kepada MU. Ole dan anak asuhnya terbukti tidak bisa move on dan gagal menembus pertahanan ketat khas Roy Hodgson yang menjadi pelatih yang paling sulit dikalahkan oleh Ole.

Dengan hasil dan performa seperti sekarang harusnya Ole realistis, lempar handuk, dan mengaku menyerah dalam perburuan juara, lalu konsentrasi mempertahankan posisi empat besar. Tidak perlu lagi Ole memberi PHP yang tidak realistis.

MU sudah membongkar pasukan yang mandul lawan Chelsea. Kiper David de Gea yang suka membuat kesalahan tolol akhirnya dicoret oleh Ole karena “alasan pribadi”, entah apa itu. Dean Henderson akhirnya mendapatkan kesempatan kali ketiga sebagai kiper starter di kompetisi tahun ini.

Henderson sukses clean sheet, tapi kiper lawan di ujung gawang yang lain juga ikut clean sheet karena penyerang MU pada mandul. Sudah ada Edinson Cavani yang dipaksakan turun meskipun baru pulih dari cedera. Sudah ada Marcus Rashford dan Bruno Fernandes tapi MU masih tetap lupa cara mencetak gol. Ketergantungan kepada Bruno akan menjadi bumerang pada fase-fase akhir kompetisi kalau tidak cepat diatasi. Penampilan Bruno juga sudah mulai kurang konsisten dan dia sering uring-uringan kepada pelatih dan rekannya di lapangan. Kalau Ole pecah kongsi dengan Bruno maka MU akan tamat.

Jalan sudah buntu bagi MU. Satu-satunya solusi adalah menunggu musim berakhir dengan tetap bisa menjaga posisi empat besar lalu berusaha untuk belanja pemain, itu pun kalau ada uang. (dad)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *